Menteri Luhut: Utang Indonesia Masih Tergolong Sangat Kecil

Thomas KukuhThomas Kukuh - Senin, 17 Juli 2017
Menteri Luhut: Utang Indonesia Masih Tergolong Sangat Kecil
Ilustrasi. (Pixabay.com)

MerahPutih.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal ratio utang Indonesia. Menurut dia, utang Indonesia masih tergolong kecil dibandingkan negara-negara anggota G20.

Dalam sambutannya di Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2017 di Jakarta, Senin (17/7), mantan Menkopolhukam itu mengatakan, berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF), di antara 20 negara dengan ekonomi terbesar dunia, rasio utang terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tertinggi adalah negara Jepang. Yakni, 238 persen.

"Kita punya utang masih tergolong sangat kecil dibandingkan negara lain. Masih di bawah 30 persen. Tepatnya 27,9 persen dari PDB kita," kata Luhut.

Indonesia, lanjut Luhut, sebenarnya bisa saja berutang terus hingga 60 persen dari PDB sesuai dengan Undang-Undang yang ada. Namun pemerintahan Joko Widodo tidak melakukannya.

Menurutnya, jika dibandingkan negara-negara besar lainnya, rasio utang Indonesia masih berada di level aman. Negara lain seperti Malaysia saja rasio utang terhadap PDB mencapai 56,3 persen. Bahkan rasio utang Amerika Serikat terhadap PDB-nya mencapai 105,6 persen.

Luhut menegaskan, yang perlu dilakukan pemerintah adalah membuat pinjaman itu bernilai positif dengan memutarnya menjadi modal produktif.

Pendiri Detasemen 81 Anti Teror Kopassus itu mengklaim, semua pinjaman yang ada memiliki prospek baik dan bernilai. Dia juga menyebut utang sebagai salah satu hal wajar dalam pembangunan karena anggaran negara tidak bisa seluruhnya membiayai.

"Pertanyaannya, utang itu perlu tidak? Saya tanya, kalau anda pedagang, apa bisa semuanya ekuitas? Kan tidak bisa. Harus ada pinjaman. Yang jadi masalah, bagaimana supaya pinjaman itu produktif," katanya.

Seperti diketahui, hingga Mei 2017, utang pemerintah mencapai Rp 3.672,33 triliun. Yakni terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN) sejumlah Rp 2.943,73 triliun (80,2 persen) dan pinjaman Rp 728,60 triliun (19,8 persen). (*)

Sumber: Antara

#IMF #Ekonomi #Luhut Panjaitan
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Bagikan