Menteri Khofifah: Sembilan Persen Pelajar Sudah Anti-Pancasila

Yohannes AbimanyuYohannes Abimanyu - Minggu, 16 Juli 2017
Menteri Khofifah: Sembilan Persen Pelajar Sudah Anti-Pancasila
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberikan pemaparan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/7). ( ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

MerahPutih-Ketua Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama (YTPSNU) Khadijah Surabaya Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan saat ini sembilan persen pelajar yang ada di Indonesia sudah anti-Pancasila.

"Tantangan saat ini tidak tambah ringan. Saat mengunjungi polisi yang shalat isya di Masjid Falatehan, saya ketemu dua polisi yang jadi korban, kamu toghut kok sholat di masjid, saya anti-Pancasila tapi kamu toghut, perspektif keumatan yang harus diluruskan karena shalat kok dikafirkan," kata Menteri Sosial itu dalam acara silaturahim dan halalbihalal Yayasan Khadijah di Surabaya, Sabtu (15/7).

Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu mengatakan Khadijah merupakan sekolah yang dicitakan menjadi pesantren kota untuk proses "tafaqquh fid din" (penegakan agama).

"Sembilan persen pelajar sudah anti-Pancasila. Ini PR kita. Saya ketemu yang dideportasi dari Turki, yang anak-anak dan ibu-ibu dikirim Densus ke Kemensos. PR kita adalah tidak mudah kafirkan. Kita bersyukur ada NU yang ajarkan tawassuth, tawazun, iktidal, dan mabadi khoiro ummah. Itu PR agar orang tidak mudah berguru kepada 'gadget' yang tidak jelas sanad atau perawi. Karena kalau soal agama bisa berbahaya," tuturnya.

Sebagai ketua yayasan, Khofifah memberikan penguatan kepada para guru, memastikan para guru, entah itu kimia, biologi atau fisika harus membangun sinergitas di antara program-program yang punya penguatan keagamaan dengan program yang terkait dengan bidang studi.

"Untuk itu, guru yang mengajar gravitasi, juga mengajarkan proses gravitasi itu dari Tuhan," katanya.

Dirinya menegaskan, saat ini penguatan agama di Khadijah sudah berjalan jadi tidak perlu lagi mendiskusikan soal "Full Day School".

Habib Abdurrahman Al-Attas dalam ceramah halalbihalal menyampaikan, nabi sudah menggambarkan orang yang tahu agama tapi mudah kafirkan karena belajar agama tanpa guru.

"Nabi Muhammad bangun yang pertama adalah masjid, bukan rumah. Artinya, ilmu agama itu penting," kata dia.

Dia mewanti-wanti untuk waspada dengan ilmu agama yang berasal dari gawai karena rujukan ilmiahnya tidak jelas, karena itu pendidikan agama merupakan hal yang penting.

"Yang juga penting doakan umat untuk kawal akhlak umat agar mereka belajar Al Quran tapi isi Al Quran bisa masuk ke hatinya sehingga tidak hanya paham alquran tapi tetap mudah mengkafirkan," ujarnya. (*)

Sumber: ANTARA

#Khofifah Indar Parawansa #Bank BNI
Bagikan
Ditulis Oleh

Yohannes Abimanyu

Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia dan pesona gw adalah satu
Bagikan