TERKNOLOGI yang semakin berkembang seolah tak terbendung semenjak kehadiran artificial intelligence (AI). AI atau kecerdasan buatan ini merujuk pada kemampuan komputer yang mengeksekusi tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia.
AI yang mengalami kemajuan yang pesat dalam beberapa waktu terakhir dan digunakan dalam berbagai bidang seperti analisis data, penelitian medis dan lainnya. Hadirnya AI memicu pertimbangan etika dan sosial tentang penggunaan serta potensi dampaknya terhadap pekerjaan manusia.
Baca Juga:
ADLink Pocket AI, GPU dengan Ukuran Sekecil External Storage

Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif, Sandiaga Uno mendorong para santri sebagai salah satu penggerak ekonomi kreatif untuk dapat mengadopsi perkembangan teknologi digital di tengah tantangan ekonomi global dan berinovasi memanfaatkan kecerdasan buatan.
“Ada 23 juta lapangan kerja yang dikatakan akan tergantikan oleh teknologi termasuk AI. Tapi sebetulnya tidak akan terhapus kalau kita memiliki inovasi-inovasi," tegas Sandiaga Uno.
Seperti yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Bogor, membuat program pelatihan Santri Digitalpreneur. Dengan mengadopsi teknologi AI yang ditunjang dengan inovasi adaptasi, dan kolaborasi, justru akan tercipta 46 juta lapangan kerja baru.
Potensi ini yang harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para penerus bangsa sehingga dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja baru. Terlebih saat melihat saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022 hingga 2023.
Baca Juga:
Tak Banyak Menyerap Polutan, Tanaman Hias Lebih Bermanfaat untuk Kesehatan Mental

“Karenanya kita harapkan program Santri Digitalpreneur Indonesia mampu menjadikan para santri bukan hanya siap dari iman dan takwa yang berakhlakul karimah. Tapi juga dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa menjadi seorang digitalpreneur yang membawa Indonesia maju,” kata Sandiaga.
Menparekraf mengapresiasi Pondok Pesantren Darul Muttaqien Jabon Mekar yang menjadikan materi teknologi digital sebagai salah satu materi utama pelajaran. Berharap agar pendidikan Indonesia dapat mengutamakan pelajaran teknologi digital agar tidak tergerus dengan adanya AI.
"Perkembangan teknologi merupakan suatu keniscayaan bagi bangsa yang merdeka. Karena teknologi ini harus dikuasai tidak hanya sebagai alat, tapi juga harus diimbangi dengan semangat kebangsaan yang melekat dengan ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, keadilan sosial," kata Pimpinan Pondok Pesantren KH. Adyanto Arief.
Kehadiran teknologi baru bukan untuk mengancam masyarakat. Masyarakat harus bisa hidup berdampingan dan memanfaatkan kebaruan teknologi agar tidak terdisrupsi. (zvw)
Baca Juga:
Mobil Balap Mazda Gunakan Bahan Bakar Sintetis Netral-Karbon