Headline

Menlu AS Mike Pompeo Serukan Persatuan Negara Teluk Hadapi Iran

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 29 April 2018
Menlu AS Mike Pompeo Serukan Persatuan Negara Teluk Hadapi Iran
Mike Pompeo bertemu dengan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir di Riyadh, Minggu (29/4) (Foto: PressTV)

MerahPutih.Com - Kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap negara-negara kawasan teluk dan Timur Tengah tidak mengalami perubahan meski terjadi pergantian pejabat antara Rex Tillerson kepada Mike Pompeo.

Pejabat baru Menlu AS Mike Pompeo yang juga mantan Direktur CIA justru lebih keras kebijakannya dibanding Tillerson. Hal itu dibuktikan dengan kunjungan Mike Pompeo ke kawasan Teluk tak lama setelah dirinya dipilih Donald Trump mengemban tugas menteri luar negeri.

Dalam kunjungan perdananya ke Arab Saudi, Minggu (29/4) Mike Pompeo menegaskan pentingnya persatuan negara kawasan Teluk dalam menghadapi pengaruh Iran. Hal itu diungkapkan Pompeo usai bertemu dengan Menlu Arab Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir di Riyadh.

Washington tengah menggalang dukungan di antara sekutu mereka bagi kebijakan sejumlah sanksi baru terhadap Teheran.

Menlu AS Mike Pompeo di Riyadh
Mike Pompeo bertemu Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir di Riyadh (Foto: NBC)

Pompeo meyakinkan Arab Saudi bahwa Amerika Serikat akan keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran, kecuali ada kesepakatan dengan negara Eropa untuk mengubah kesepakatan untuk memastikan Teheran tidak mampu menguasai teknologi senjata nuklir.

"Iran mengguncang ketenangan kawasan," kata Pompeo dalam jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir.

"Mereka mendukung jaringan kelompok teroris dan milisi. Mereka juga menjadi pemasok senjata bagi gerilyawan Houthi di Yaman. Mereka juga mendukung rezim pembunuh Assad di Suriah," kata dia.

Pompeo juga sebagaimana dilansir Antara dari Reuters menyinggung perselisihan negara Teluk dengan Qatar.

"Persatuan di antara negara Teluk adalah suatu keharusan dan kita harus bisa mencapainya," kata Pompeo.

Menlu AS Mike Pompeo
Menlu AS Mike Pompeo (Foto: AFP)

Arab Saudi, bersama Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir, memutus hubungan dagang dan transportasi dengan Qatar pada Juni tahun lalu karena dianggap mendukung terorisme dan memihak pada Iran.

Qatar sendiri membantah tudingan itu dan mengatakan bahwa negara itu hendak berupaya membatasi kedaulatan Qatar. Sementara itu Iran juga menolak tudingan membantu terorisme ataupun mengembangkan senjata nuklir.

Pompeo juga sempat bertemu sebentar dengan Raja Salman di Istana Irqah.

Sejumlah pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa Pompeo akan mendiskusikan pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah dan mendesak Teluk untuk turut menjatuhkan sanksi demi menghancurkan program pengembangan rudal Teheran.

Dalam konferensi pers pada Minggu, Menteri Luar Negeri Jubeir mengatakan, "Iran harus ditangani dengan menjatuhkan sanksi tambahan bagi pelanggaran negara tersebut terhadap hukum internasional terkait program rudal mereka." Riyadh menuding Iran telah menyuplai ratusan rudal kepada Houthi, yang kemudian menggunakannya untuk menyerang Arab Saudi, yang dalam kejadian terkini menewaskan satu orang di provinsi Jizan pada Sabtu.

Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir
Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ANTARA FOTO via Reuters)

Di sisi lain, Pompeo juga akan mendesak Arab Saudi bersama negara Teluk lain untuk segera menyelesaikan perselisihan mereka dengan Qatar.

Washington, yang mempunyai pangkalan militer di Qatar dan negara-negara Teluk lain, tengah berupaya memediasi permusuhan itu. Trump awalnya terbuka memihak kepada Arab Saudi dan Uni Emirat dalam krisis tersebut, namun sekarang dia mendesak resolusi damai dengan menangkal pengaruh Iran.

"Jika kita benar-benar serius ingin mengatasi ancaman Iran, maka upaya dalam barisan yang sama adalah hal yang lebih baik," kata sumber dari pemerintahan di Washington.

Hanya beberapa jam setelah diangkat menjadi menteri luar negeri, Pompeo langsung terbang menuju kantor pusat NATO di Brussel dan negara Timur Tengah.

Kunjungan itu terjadi saat Trump mempertimbangkan keluar dari perjanjian nuklir pada 12 Mei mendatang karena menilai kesepakatan itu merugikan pihaknya.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel:KTT ASEAN Bawa Dampak Positif Bagi Indonesia, Apa Saja?

#Amerika Serikat #Arab Saudi #Iran
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan