MerahPutih.com - Rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara diisi dengan Konvensi media.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate yang hadir sebagai pembicara ini menyebut konsumsi media berbasis seluler meningkat drastis.
Baca Juga
Chairul Tanjung Ingatkan Media Daerah Tak Andalkan Jakarta untuk Bisa Bertahan
Menurut Johny, tahun 2011 hingga 2022 konsumsi media cetak mengalami penurunan hingga 50 persen, sedangkan untuk televisi menurun 24 persen, dan radio menurun 19 persen.
"Media berbasis dekstop mengalami kenaikan konsumsi mencapai 25 persen, sedangkan media berbasis seluler mengalami peningkatan 400 persen," beber Johny, Selasa (8/2).
Selanjutnya, kata Johny, untuk trend yang mengalami peningkatan ia berharap agar media dapat berdaya dan bisa memberdayakan.
"Menuju media yang berdaya dan media yang memberdayakan," jelas pria asal Ruteng, Nusa Tenggara Timur ini.
Dia juga menyebut big data, artificial intelegence, dan metaverse dapat memperkaya data dan analisis bagi produksi dan distribusi industri media.
Johnny mengatakan pola produksi dan konsumsi di bidang komunikasi, jurnalisme dan media akan bergeser seiring dengan berkembangnya teknologi jaringan 5G, metaverse dan ads computing.
Johnny menjabarkan pada tahun 2019 tercatat traffic data bulanan yang digunakan pengguna layanan 5G hanya berkisar sebesar 11,7 gigabyte (GB) per bulan. Sementara itu, pada 2028 mendatang diproyeksikan traffic data itu akan meningkat 725 persen atau menjadi 84,8GB per bulan.
"Di masa itu pula konten-konten informatif, inovatif, dan kreatif yang berbentuk audio visual baik video berkualitas tiggi, virtual reality, extended reality, dan lainnya akan mendominasi traffic data berbasis 5G," kata pria yang juga Sekjen Partai Nasdem ini.
Baca Juga
Pentingnya Kolaborasi dan Inovasi untuk Hadapi Tantangan Keamanan Siber
Menurut dia, kemajuan ini akan mempengaruhi proses bisnis-baik itu pola produksi maupun konsumsi- media konvensional. Berdasarkan studi dari Reuters, berkembangnya metaverse dapat memunculkan model bisnis baru industri media.
Sebagai gambaran, kata Plate, pada 2003 muncul platform bernama 'Second Life' yakni komunitas virtual online yang memungkinkan pengguna membuat avatar dan berinteraksi di dunia virtual.
Pada platform 'Second Life' ini muncul surat kabar online yang memungkinkan pemilik dan pembuat bisnis virtual untuk mengiklankan layanan kepada konsumen dalam platform tersebut. Hal ini dilakukan melalui pembelian tempat iklan yang dapat diubah menjadi artikel dan siaran pers.
"Di mana pendapatan akan diperoleh melalui pembayaran via papan iklan yang terdapat di spot virtual perusahaan dengan mata uang yang berlaku pada platform tersebut," kata pria asal Nusa Tenggara Timur ini.
Dia mengatakan dengan berbagai kemajuan teknologi itu, pemerintah terus berusaha akan terus berusaha memastikan fair level of playing field dan koeksistensi antar-pemangku kepentingan.
"Untuk menjembatani orientasi bisnis serta jurnalistik agar kemajuan dan pemanfaatan teknologi digital dapat berjalan optimal serta manfaatnya dapat dirasakan masyarakat," jelas Johnny. (Knu)
Baca Juga