MerahPutih.com - Perkembangan teknologi telekomunikasi dan digital mendorong kehadiran teknologi baru seperti metaverse.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menilai Indonesia tidak ketinggalan dalam mendorong pengembangan kesiapan ekosistem metaverse, dengan didukung berbagai pihak termasuk sektor swasta.
Baca Juga
"Sebagai contoh, PT WIR Group yang bekerja sama dengan Meta,” kata Johnny saat menyampaikan Keynote Speech Unpacking the Metaverse: Akselerasi Transformasi Digital dalam Menyambut Teknologi Masa Depan yang berlangsung di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu (18/5).
Johnny mengatakan, metaverse saat ini makin menunjukkan signifikansi di dunia. Seperempat penduduk dunia akan menghabiskan paling tidak satu jam per hari di metaverse.
"Hal tersebut didorong oleh pesatnya pengadopsian teknologi metaverse baik di tingkat global, regional, dan juga nasional,” paparnya.

Menurut Johnny, negara-negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Barbados, telah mulai mengeksplorasi kebijakan pengembangan metaverse sebagai bagian integral dari negaranya.
“Negara Tiongkok menjajaki kebijakan metaverse dalam rencana pengembangan Kota Shanghai, negara Barbados telah mengumumkan inisiatif pembangunan kedutaan virtual di metaverse,” jelasnya.
Baca Juga
50 Persen Tenaga Kerja Indonesia Baru Miliki Keterampilan Digital Tingkat Dasar
Berdasar hasil studi Gartner tahun 2022, Johnny menjelaskan, Korea Selatan telah membentuk “Metaverse Alliance” yang terdiri dari sektor industri dan akan membentuk “Metaverse Academy” di akhir tahun 2022. “Akademi itu untuk mencetak 40.000 ahli industri metaverse pada tahun 2026,” tuturnya.
“Beberapa negara di ASEAN seperti Vietnam, Singapura, dan Thailand, sudah mulai menggarap proyek Metaverse di negaranya. Di Vietnam, sebuah perusahaan game NFT meraih kapitalisasi pasar sebesar 8 Miliar Dolar Amerika Serikat pada proyek uang kripto terkait Metaverse,” ujarnya.
Johnny melanjutkan, perkembangan metaverse terjadi di tengah berbagai tantangan kondisi perekonomian global, baik yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, tekanan akibat aksi militer di Eropa Timur, hingga kebijakan moneter US Federal Reserve yang baru saja menaikkan suku bunganya.
Namun, di tengah tantangan yang ada, Johnny menilai banyak negara yang masih berjuang untuk melakukan pemulihan ekonomi. Johnny pun optimis perekonomian Indonesia dapat tumbuh dengan paket kebijakan ekonomi yang tepat.
“Kita perlu bersyukur bahwa Indonesia masih bisa bertumbuh secara 5,01 persen pada kuartal I tahun 2022 yang harus dipertahankan melalui paket kebijakan ekonomi yang tepat,” pungkas Johnny. (Dka)
Baca Juga
Menkominfo Kenalkan Filosofi Jawa kepada Delegasi G20 di Yogyakarta