MerahPutih.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut stabilitas politik Indonesia dapat dimanfaatkan untuk menarik masuk investasi.
“Investor harus mempertimbangkan Indonesia sebagai pasar, basis produksi, dan pusat ekspor,” kata Airlangga dalam pertemuan Round Table Discussion: Indonesia & Australia Trade and Investment Initiative sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Kamis.
Baca Juga:
Cak Imin Bakal Bahas Koalisi dengan Airlangga Hartarto Besok
Airlangga menegaskan bahwa pemerintah optimis tapi tetap waspada menyikapi prospek perekonomian tahun 2023.
Berbagai kebijakan diterapkan mulai dari pemberhentian kebijakan PPKM yang diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian, hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, hingga reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja untuk memberi kepastian hukum bagi para pelaku usaha.
Terkait implementasi perizinan usaha berbasis risiko melalui Online Single Submission, lebih dari 3,3 juta Nomor Induk Usaha baru telah diterbitkan.
“Kami telah menyiapkan daftar prioritas investasi. Investor yang berinvestasi di industri prioritas berhak mendapatkan insentif fiskal dan nonfiskal. Selanjutnya, kami terus mengoptimalkan Indonesia Investment Authority (INA) sebagai alternatif pembiayaan pembangunan ekonomi,” ungkap Airlangga.
Airlangga juga mendorong peningkatan kerja sama antara Indonesia yang merupakan produsen bijih nikel yang merupakan komponen inti baterai dengan Australia yang memasok komponen utama baterai listrik yakni lithium.
Baca Juga:
Isi Pertemuan Surya Paloh dan Airlangga Hartarto di Kantor Golkar
“Kami berharap kemitraan kita (Indonesia-Australia) dapat meningkatkan daya saing negara kita,” ujar Airlangga.
Perlu diketahui bahwa Australia sendiri telah menjadi mitra strategis Indonesia dimana pada tahun 2022, investasi Australia di Indonesia menyumbang sekitar 524 juta dolar AS.
Untuk memperluas akses pasar, Indonesia akan melanjutkan kerja sama perdagangan melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA).
Airlangga mengatakan bahwa perdagangan dan investasi antar kedua negara masih sangat potensial untuk ditingkatkan dan memiliki ruang untuk berkembang sehingga Australia masih bisa mengeksplorasi Indonesia sebagai tujuan investasi dan perdagangan.
“Kita harus memperkuat kemitraan ekonomi kita. Indonesia akan tetap teguh dalam mendorong kemitraan dan kerja sama dengan kawasan,” pungkasnya. (*)
Baca Juga: