MerahPutih.com - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Rakornas Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.
Airlangga menyampaikan laporan bahwa perekonomian Indonesia terus tumbuh di atas 5 persen sepanjang tahun 2022 meskipun pandemi COVID-19 di tanah air belum sepenuhnya berakhir.
Baca Juga
Pertumbuhan Ekonomi Harus Berdampak Pada Kesejahteraan Masyarakat
"Defisit APBN di bawah 3 persen di 2022 di angka 2,38 persen, inflasi terkendali di 5,51 persen, dan ini koordinasi dan extra effort pusat dan daerah. Tingkat pengangguran turun jadi 5,86 persen di Agustus 2022," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (26/1).
Airlangga memuji kebijakan rem dan gas Jokowi. Menurutnya, langkah tersebut optimal meski dinilai berani dan berisiko.
"Dengan catatan positif ini, tentunya penghentian PPKM telah diterbitkan oleh Inmendagri pada 30 Desember 2022 dan kita memasuki masa transisi," tuturnya.
Baca Juga
Pencabutan PPKM Diyakini Berdampak Positif ke Ekonomi Nasional
"Dalam situasi ini, Satgas COVID-19 tetap berjalan, vaksinasi booster tetap berjalan dan diberikan gratis, early warning indicator dan early warning system tetap berjalan, crisis management protocol pandemi dapat diaktifkan kembali jika memasuki masa krisis atas rekomendasi Kementerian Keuangan," ujarnya
Pada 2021, lanjut Airlangga, pemerintah menganggarkan Rp 744 triliun untuk program PC PEN dengan fokus untuk reformasi ekonomi dan penanganan COVID-19 varian Delta yang terserap senilai 88 persen atau Rp655,1 triliun.
Di 2020 pemerintah menganggarkan Rp 695,2 triliun untuk kebijakan-kebijakan luar biasa di sektor riil yang terealisasi senilai Rp 575,8 triliun atau 8 3,2 persen.
“Adapun lessons learned dari penanganan COVID-19, di bawah satu kemudi Presiden RI, penanganan COVID-19 secara rem dan gas untuk menyeimbangkan kehidupan dan penghidupan terbukti optimal. Kita berani mengambil risiko tapi tetap terukur,” ucapnya.
Selain itu dari COVID-19 dipelajari bahwa pemerintah perlu memastikan ketersediaan dan kualitas data, berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat, dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan ketepatan sasaran program.
“Pandemi COVID-19 juga melahirkan inovasi seperti pembuatan Vaksin Merah Putih,” pungkasnya. (Knu)
Baca Juga
Menkeu Ungkap APBN 2022 Jadi Instrumen Strategis Jaga Pemulihan Ekonomi