MerahPutih.com - Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasiona (APBN) 2022 menjadi instrumen yang sangat strategis dalam menjaga pemulihan ekonomi Indonesia, ketika kondisi perekonomian dunia tak menentu.
"APBN 2022 menjadi instrumen yang sangat strategis untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi pada saat dunia dihadapkan pada kondisi sangat-sangat volatil," kata Menteri Sri Mulyani saat konfrensi pers melalui Youtube, Senin (16/1).
Baca Juga:
Defisit APBN 2022 Bisa Capai Lebih Rendah Dari Target Rp 840,2 Triliun
Adapun sepanjang tahun 2022, harga komoditas melonjak yang sangat tinggi dan juga volatail naik turunnya, seperti harga gas alam sempat alami kenaikan 155 persen, namun turun kembali menjadi hanya 18 persen kenaikannya.
Lalu harga minyak sawit crude palm oil (CPO) Indonesia pernah tertinggi mencapai kenaikan hingga menyentuh 54 persen di 1.926 dolar AS per metrik ton. Tapi kembali merosot turun di minus 27 persen 915 dolar AS per metrik ton.
Baca Juga:
Kondisi tersebut terjadi juga pada harga batu bara. Harga batu bara melonjak sangat tinggi 191 persen pada tahun lalu dan harga minyak bumi dalam hal ini minyak mentah naik 71 persen dan kemudian turun kembali.
"Volatilitas menjadi salah satu karakter di 2022 yang mengancam perekonomian kita," pungkasnya. (Asp)
Baca Juga:
Postur APBN 2023: Pendapatan Rp 2.463,02 Triliun dan Belanja Rp 3.061,17 Triliun