Menjaga Perut Pengungsi di Perbatasan Ukraina Tetap Terisi

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 10 Maret 2022
Menjaga Perut Pengungsi di Perbatasan Ukraina Tetap Terisi
Chef Jose Andres memberi makan pengungsi Ukraina di perbatasan. (foto: joseandres.com)

PERANG boleh berkecamuk, tapi perut tetap harus diisi. Itulah fakta nyata yang dilihat chef ternama Jose Andres. Melalui organisasi nirlaba yang ia bentuk, World Central Kitchen (WCK), Andres telah menyajikan santapan hangat bagi pengungsi yang meninggalkan Ukraina menuju Polandia, Rumania, Moldova, dan Hongaria.

Chef keturunan Spanyol-Amerika itu telah memberi makan para korban bencana alam dan bencana akibat ulah manusia di seluruh dunia. Aktivitas terbarunya bersama WCK ialah membantu warga Ukraina yang terdampak invasi Rusia.

Andres telah berada di perbatasan Ukraina dan Polandia bersama WCK selama hampir 2 minggu. Mereka bekerja bersama restoran dan dapur umum setempat serta sejumlah volunter untuk menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya bagi para pengungsi di sana.

BACA JUGA:

Idina Menzel Beri Dukungan untuk Gadis Ukraina yang Nyanyikan Lagu 'Frozen' dari Bunker

Dalam unggahan di Twitter pada 28 Februari lalu, chef berusia 52 tahun ini mengabarkan dirinya tengah berada di perbatasan Polandia dan Ukraina. Di sana, ia bersama WCK menyajikan sajian hangat, seperti sup, semur ayam hangat, dan pai apel kepada para pengungsi. Tak kurang dari 35 ribu porsi makanan telah disajikan WCK hingga hari itu. Titik-titik pembagian makanan tersebar di Polandia, Rumania, Moldova, dan Hongaria.

“Seperti kamu, aku sedih menyaksikan Ukraina diserang. Kita harus bersatu dalam kekuatan untuk kebaikan,” ujar Andres dalam unggahan di Twitter (26/2). Seacra berkala, ia mengunggah aktivitasnya di media sosial menggunakan tagar #ChefsForUkraine.

chef jose Andres
Chef Jose Andres (kiri) telah bekerja lewat organisasi World Central Kitchen membantu korban bencana. (foto: joseandres.com)

Sejumlah video pendek memperlihatkan kegiatannya dalam menjaga perut para pengungsi tetap terisi pun ia bagikan di Twitter. Video terakhir yang ia unggah bertanggal 28 Februari. “Malam ini cuaca amat dingin. Di bawah titik beku. Aku bertemu banyak pengungsi, para keluarga yang menghindar dari kekacauan ini. Mereka tak tahu apa yang dilakukan selanjutnya. Kami akan melakukan yang terbaik untuk tak mengecewakan mereka,” ujarnya.

Di video lain terlihat bagaimana WCK telah mendirikan tempat bernaung di beberapa titik keluar dari Ukraina. Andres menyebut rencana mendatang organisasinya ialah menyediakan makanan di fasilitas pengungsian di negara sekitar. Nantinya, ia berharap bisa membangun dapur umum di Ukraina ketika pertempuran mereda.

Direktur Eksekutif WCK Nate Mook mengatakan mereka telah memasuki tahap kedua dari rencana, yakni menyajikan makanan hangat bagi para pengungsi di selter dan fasilitas dadakan yang dibuat. “Di hari ke-13 serangan atas Ukraina. Saat ini amat dingin, tak ada tempat yanglebih ingin aku datangi selain melayani warga Ukraina dari seluruh penjuru negeri. Satu sajian makanan dalam satu waktu,” ujar Mook dalam unggahan video laporan tim WCK dari lokasi pembagian makanan di stasiun kereta api Lviv, Ukraina, Rabu (9/3). Di lokasi itu, seperti kata Mook, tim WCK membagikan sup dan roti hangat serta roti lapis.

Berdasarkan data dari PBB, seperti dilansir Yahoo Life, hingga Rabu (9/3), lebih dari 2 juta warga Ukraina telah meninggalkan rumah mereka akibat invasi. Bekerja membantu dan menyajikan makanan bagi para pengungsi bukanlah tugas yang mudah. Namun, bagi Andres, itu merupakan pengingat akan kekuatan kemunusiaan. “Tak ada yang lebih kuat daripada berbagi makanan dengan orang lain,” katanya kepada Yahoo Life.

Ia meyakini adagium ‘mari buat meja lebih panjang, bukannya perang’. “Ayolah kita buat meja yang lebih panjang, tempat semua orang diterima dan menikmati kenikmatan yang disajikan bumi kepada kita,” imbuhnya.

Di daerah perbatasan, seperti di Rava-Ruska dan Shehyni, WCK bekerja sama dengan para suster Caritas untuk menyajikan makanan bagi para pengungsi. Organisasi ini mengharapkan bantuan dari PBB dan World Food Program.

Pada Rabu (9/3), Andres mengabarkan bagaimana timnya melayani pengungsi di perbatasan Korczowa. “Ribuan orang menanti hingga 12 jam untuk bisa melintasi perbatasan menuju Polandia tadi malam. Kami mendirikan pos pembagian makanan di sini,” ujarnya.

Andres membentuk WCK sebagai respons atas gempa Haiti di 2010. Sejak saat itu, organisasi nirlaba ini telah menyajikan makanan di Republik Dominika, Nikaragua, Zambia, Peru, Kuba, Uganda, dan Kamboja. Atas kerja kemanusiaan yang dilakukannya lewat WCK, Andres menerima National Humanities Medal dari pemerintah Amerika Serikat pada 2015. “Ada lebih banyak orang baik di dunia ini ketimbang yang tidak. Kita harus memastikan tak ada orang jahat yang memegang kuasa. Kita wajib memastikan memberikan obor cinta kepada orang yang tepat,” ujar Andres.(dwi)

#Rusia #Ukraina
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan