SEBENARNYA agak susah mengurai kebahagiaan karena sifatnya personal. Nah, karena sifatnya perosnal, maka kamu bisa membangkitkan kebahagiaan itu dari dalam diri sendiri dengan berbagai kebiasaan positif.
Kebahagiaan tak jauh dan bisa direngkuh asalkan kamu punya niat untuk menjadikan diri mendapatkannya. Kamu akan bisa menjadi lebih bahagia dengan mengadaptasi kebiasaan-kebisaan positif. Dengan membangkitkan endorfin maka kamu akan mudah untuk bahagia.
Baca Juga:

Pengelolaan Jadwal
Mengelola jadwal dengan baik dan mengikutinya akan membuat hidup lebih teratur dan menurunkan tingkat stres, demikan psikologi dan penulis buku But It’s Your Family: Cutting Ties with Toxic Family Members Dr. Sherrie Campbell seperti dilansir dari Askmen.
Sherrie menekankan bahwa jadwal harus memprioritaskan hal-hal yang berpotensi menimbulkan stres. Namun jadwal harus luwes yang memungkinkan hal-hal spontan terakomodasi.
Terukur
Membuat jadwal itu harus terukur, spesifik, dapat dicapai, relevan, dan memiliki waktu yang mengikat. Seperti yang dikatakan oleh terapi perkawinan dan keluarga terlisensi dari Birmingham Maple Clinic di Troy, Michigan, harus ada ukuran seperti waktu yang jelas. Misalnya ‘saya akan berjalan kaki selama 30 menit pada pagi hari’. Orang tidak bahagia bisanya membuat tujuan pada jadwalnya tidak jelas dan menjadi kecewa karena gagal mencapainya. Buatlah tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuan diri. Tentunya harus jelas dalam menentukannya.
Sedekah teratur
Ahli kesehatan dan pelatih kehidupan dari Maple holistic Caleb Backe menekankan bahwa memberikan sedekat akan meningkatkan rasa kasih sayang yang mengarah pada kebahagiaan. Bahkan situasi dan kondisi itu akan meningkat ketika memberikan disaat seseorang sedang dalam situasi kekurangan. Ini akan membangkitkan sebagian dari otak yang berhubungan dengan kebahagiaan.
Katakan ‘tidak’
Tak ada orang yang mau dipaksa untuk mengikuti kehendak orang lain. Ini akan membangkitkan rasa marah atau kebencian pada orang yang memaksakan kehendaknya pada orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Shelley Meche'tte pelatih kehidupan dan penulis buku 70 Days of Happy: Life is Better When You Smile, bahwa orang-orang yang penuh kebahagiaan mengerti bagaimana indahnya mengatakan ‘tidak’.
Baca Juga:

Luwes
Ketika semua berjalan tidak sesuai dengan rencana, jangan bersungut-sungut, sebaiknya bawa santai saja, kalem, demikian Backe menekankan. Keluwesan akan membuat kamu memiliki pikiran yang lebih terbuka, menerima kesempatan baru, dan membuat kamu melihat arah baru dari pemikiran umumnya.
Jalan-jalan
Sering kita dengar perkataan dalam pergaulan, ‘pikniknya kurang jauh’. Ada betulnya istilah itu, karena dengan jalan-jalan membuat kamu akan melihat dunia lain yang penuh dengan persepsi yang belum pernah kamu lihat dan dengar sebelumnya. Tak ada yang berubah kalau kamu hanya ngendon di rumah tanpa melakukan apapun untuk meluaskan pemikiran.
Waktu dengan keluarga dan teman
Jangan lupa support system terdekat dari kamu, keluarga dan teman, harus tetap berada dalam ikatan kamu. Meche’tte menekankan bahwa keluarga dan teman adalah sumber kebahagiaan paling dekat dan mudah. Orang-orang yang memiliki kebahagiaan mengerti konsep ini.
Komunikasi dengan diri sendiri
Berkomunikasi dengan diri sendiri harus dalam lingkup positif, selalu mengatakan yang baik pada diri sendiri. Hargailah diri sendiri dengan mengadaptasi lebih banyak cinta kasih. Benson Simmonds penulis buku Soular Power - Unlocking the Eight Gates to Joy and Abundance, mengatakan bahwa dengan membuat komunikasi positif dan penuh kasih sayang pada diri sendiri, maka hal-hal negatif akan luruh dengan sendirinya. (psr)
Baca Juga: