JIKA penggemar adalah pendukung setia yang selalu membahagiakan idola, sasaeng (penggemar fanatik) adalah sosok membahayakan idola. Keberadaan mereka selalu menjadi ancaman bagi para idola Korea dan menjadi bagian dari cerita kelam para idola.
Namun ternyata sebelum menjadi penggemar obsesif, sasaeng juga pernah menjadi penggemar biasa yang selalu mendukung aktivitas idolanya. Seorang sasaeng mengungkapkan bagaimana proses yang sebenarnya dari seorang penggemar biasa menjadi sasaeng.
Baca juga:
Pada mulanya, layaknya penggemar, mereka rela menunggu berjam-jam hanya untuk melihat idola yang mereka sukai tampil. Setelah tampil mereka mulai merasakan kehampaan menghantam saat dalam perjalanan pulang.

Mereka kembali bersemangat setelah melihat foto sang idola di akun fansite. Hal itu membuat mereka berpikir untuk kembali keesokan harinya mengikuti jadwal sang idola.
Langkah selanjutnya adalah ketika para penggemar setia ini rela menghabiskan ratusan hingga ribuan won untuk datang ke acara fansign. Sayangnya, ada terlalu banyak batasan yang diterapkan pihak penyelenggara selama acara fansign. Penggemar tidak bisa leluasa menyentuh idolanya.
Baru-baru ini, banyak grup mulai melarang penggemar untuk kontak fisik dengan member idola grup. Bukan hanya terbatas secara interaksi, waktu mereka pun dibatasi. Waktu yang dimiliki dengan setiap anggota hanya beberapa detik.
Kemudian para penggemar mulai bertanya-tanya tentang apa yang idola mereka lakukan di hari libur dan mengapa mereka tidak mengunggah apa pun ke media sosial. Sasaeng ini mengungkapkan bahwa di fase ini mereka mulai merindukan sang idola. Sampai-sampai mereka ingin bertemu dengan idolanya setiap hari.
Baca juga:
Cara Big Hit Entertainment Lindungi Member BTS dari Komentar Jahat
Di titik inilah semua berubah. penggemar mulai pergi ke tempat-tempat umum seperti bandara, pertunjukan musik, studio rekaman, dan bahkan perusahaan hanya untuk melihat idolanya sekilas dalam perjalanan ke tempat kerja. Ketika mereka sering muncul di kerumunan penggemar, mereka mulai mendengar potongan-potongan informasi dari penggemar yang lebih tahu atau bahkan sasaeng lain.

Ketika seseorang secara alami sering berinteraksi dengan idola saat hadir di sebagian besar jadwal, interaksi kecil ini mulai dianggap penting di benak seseorang. Perlahan, seseorang menjadi lebih serakah untuk menjadi penggemar terkenal idola.
Saat mereka berinteraksi dengan penggemar serupa lainnya, tentu saja grup "elit" dibentuk untuk bertukar informasi satu sama lain. Bahkan ada gang melanggar privasi idola seperti alamat asrama atau salon.
Dengan mengikuti idola hingga jadwal tidak resmi, para penggemar ini kemudian menjadi kecanduan untuk dapat melihat "diri asli" dari para idola daripada wajah mereka tunjukkan untuk para penggemar. Manajer pun mulai mengenali penggemar tersebut.
Kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa penggemar yang sudah menjelma menjadi sasaeng menikmati ketika para idola secara pribadi membahas masalah sasaeng. Mereka merasa spesial ketika idola mulai membicarakan mereka.
Pada saat "penggemar" ini kecanduan mengetahui informasi pribadi dan penampakan idola mereka, tidak ada jalan untuk mundur. (avia)
Baca juga: