Kesehatan

Mengungkap Mitos Makan Kelapa Bikin Kremian

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Selasa, 23 Februari 2021
Mengungkap Mitos Makan Kelapa Bikin Kremian
Mengungkap mitos makan kelapa bisa bikin kremian. (Foto: pixabay/blackstarvideo)

BANYAK anggapan beredar di Indonesia kremian terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi kelapa. Hingga tak sedikit orang-orang mengingatkan 'Jangan makan terlalu banyak kelapa, nanti kamu keremian'.

Kremian merupakan istilah yang merujuk pada infeksi cacing kremi. Penyakit tersebut dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Hal tersebut diakibatkan oleh pola hidup yang kurang bersih.

Baca Juga:

Shampoo Alami Dari Minyak Kelapa Miliki Manfaat Mengejutkan

Lantas apa benar kelapa dalang di balik kremian? Menurut penjelasan dr. Irna dari Alodokter, pada dasarnya konsumsi buah kelapa atau olahan dari buah kelapa tidak akan menyebabkan munculnya cacing pada anus.

"Seseorang dapat mengalami infeksi cacing kremi bila dia memakan makanan tertentu yang terkontaminasi telur cacing, atau secara tidak sengaja menelan telur cacing ini, seperti menyentuh benda tertentu yang terkontaminasi telur cacing, kemudian memasukkan tangan ke dalam mulut," jelas dr. Irna.

Dokter Irna menambahkan gatal pada anus yang disebabkan oleh infeksi cacing kremi, biasanya terjadi pada malam hari. Selain itu, gatal bisa terjadi pada sekitar area kemaluan.

Mengonsumsi buah kepala menurut dokter tidak menyebabkan munculnya cacing pada anus/cacing kremi. (Foto: pixabay/labensmittelfotos)

Gejala yang menunjukan seseorang menderita kremian ialah iritasi dan luka di sekitar anus, badan lesu, nyeri perut, mual, dan menurunnya nafsu makan. Apabila gatal pada anus terjadi ketika kamu makan kelapa, dr. Irna menjelaskan kemungkinan itu karena alergi.

Baca Juga:

Air Kelapa, Pertolongan Pertama untuk Diare saat Berlibur

Alergi kelapa memang jarang terjadi. Tapi bila memang benar gatal hanya terjadi bila kamu mengonsumsi kelapa atau olahan kepala, sebaiknya berhenti mengonsumsinya.

Telur cacing kremi bisa masuk melalui mulut, dan terhirup melalui hidung. Penyebabnya karena kebiasaan tidak mencuci tangan, kebiasaan menghisap jari, tidak menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, tinggal di lingkungan yang kumuh, dan tinggal di tempat dengan fasilitas berbagi.

Kebiasan tidak mencuci tangan sebelum makan merupakan salah satu penyebab kremian. (Foto: pixabay/mojpe)

Telur cacing kremi dapat menetas pada saluran pencernaan. Cacing akan tumbuh dewasa pada saluran pencernaan, kemudian berkembang biak dengan cara bertelur. Cacing kremi yang bertelur, akan keluar melalui anus di malam hari untuk meletakkan telur-telurnya di lipatan kulit sekitar anus.

Telur cacing pada kulit menyebabkan gatal hingga iritasi. Bila kamu menggaruknya, telur tersebut akan berpindah ke jari. Lalu, saat jari yang terkontaminasi menyentuh orang atau suatu benda, telur cacing akan kembali berpindah.

Jaga pola hidup sehat dengan rajin mencuci tangan bisa mencegah kremian. (Foto: pixabay/mylene2401)

Penyebaran cacing kremi akan meluas bila tak dicegah atau diobati. Obat untuk mengatasi cacing kremi yakni Pyrantel pamoate, Mebendazole dan Albendazole. Sebaiknya diskusikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Segera menjalani pola hidup bersih untuk mencegah kremian. Seperti mengganti pakaian dalam dan seprai setiap hari, hindari kebiasaan menghisap jari, serta cuci pakaian dan perlengkapan dengan air panas. Untuk pakaian, segera menjemurnya setelah dicuci.

Jangan lupa juga untuk membersihkan anus setiap pagi. Jika anus gatal, jangan menggaruknya. Hindari pula berbagi pakaian atau barang pribadi dengan orang lain. Yang terpenting, biasakan mencuci tangan menggunakan sabun. (ryn)

Baca Juga:

Kondisioner Rambut Alami dengan Santan Kelapa dan Madu

#Kesehatan #Kuliner #Buah Kelapa #Februari Kulineran Di Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan