Mengungkap Makna Leluri Seren Taun

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 12 Agustus 2016
Mengungkap Makna Leluri Seren Taun
Rangkaian upacara Seren Taun (Foto: Kuningankab. go.id)

MerahPutih Budaya- Sebuah leluri yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, Seren Taun merupakan rangkaian acara adat dengan pelbagai macam sajian khas kearifan lokal Masyarakat Sunda.

Adapun Seren Taun sendiri, menurut salah seorang Budayawan Sunda Ki Anom adalah sebuah bentuk rasa syukur nikmat dan ajang silaturahim antara rakyat dengan kerajaan (sekarang pemerintah) sehingga pesan dari masyarakat untuk kerajaan dapat disampaikan secara langsung.

"Selain itu, Seren Taun merupakan makna syukuran atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi sekaligus bentuk hubungan spiritual dengan gaib yang ada di tempat masing-masing," tutur Ki Anom kepada merahputih.com saat berbincang-bincang, Kamis (11/8).

Selaras dengan ihwal demikian, masyarakat adat Kampung Sindangbarang yang akan merayakan acara Seren Taun, melalui perwakilannya Maki Sumawijaya mengatakan dalam leluri tersebut akan tersaji pelbagai macam kegiatan kearifan lokal yang terus terjaga.

Maki Sumawijaya yang juga bertugas sebagai Ketua Panitia Seren Taun Kampung Sindangbarang menuturkan dalam acara tersebut terdapat rangkaian kegiatan seperti Sedekah Bumi, Upacara Ritual Ngadiuken, Adu Janten Parebut Se'eng, Ngembang, Majiekeun Pare, dan lain sebagainya.

Adapun Sedekah Bumi, jelas Maki, rangkaian acara adat potong kerbau yang di mana hadil kurban itu dibagikan kepada masyarakat sekitar dan juga bumi. "Bagian-bagian yang bisa dimakan dari kurban diberikan untuk warga yang kurang mampu. Sedangkan yang tidak bisa dimakan seperti tanduk, kaki, dan buntut dikembalikan ke tanah atau dikuburkan," jelas Maki.

"Supaya apa, agar tanah menjadi subur. Sedekah bumi sebenarnya adalah implementasi dari silaturahim antarsesama warga dan bumi," tambahnya.

Selain Sedekah Bumi, ada lagi yang bernama Upacara Ritual Ngadiuken, di mana para tokoh-tokoh adat berkumpul di rumah kepala adat seraya mengirim puji untuk leluhur dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memberikan keselamatan dan kelancaran pada acara Seren Taun.

"Kemudian ada Adu Janten Parebut Se'eng yang adalah trasisi besanan khas Bogor. Semacam perlombaan. Hampir serupa dengan tradisi Palang Pintu Betawi," tambahnya.

Dan yang tidak kalah seru, tutup Maki, Mejiekeun Pare yang artinya memasukkan padi hasil panen ke dalam lumbung. "Semua ini akan diadakan pas acara Seren Taun tanggal 19-23 Oktober nanti," tutupnya. (Ard)

BACA JUGA:

  1. Raden Adjeng Kartini Digunakan Sebagai Nama Jalan di Belanda
  2. Den Haag Belanda Resmi Miliki Nama Jalan "Munir"
  3. 4 Pahlawan Indonesia yang Dijadikan Nama Jalan di Luar Negeri
  4. Yuk, Rekreasi Sejarah ke Monumen Daan Mogot
  5. Mengingat Patriotisme Daan Mogot di Palagan Lengkong
#Budaya Nusantara #Kota Bogor #Seren Taun #Budaya Sunda
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan