Wisata

Mengulik Pribadi Antonio Blanco dari Model Lukisannya, Ketut Rani Astuti

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 31 Maret 2018
Mengulik Pribadi Antonio Blanco dari Model Lukisannya, Ketut Rani Astuti
The Blanco Renaissance Museum. (Foto: pinterest)

SEBAGAI anggota keluarga Antonio Blanco, penari Ketut Rani Astuti (70) kerap menjadi model lukisan perupa berdarah Spanyol yang memilih Ubud sebagai tempat tinggalnya. Maharani, panggilan kesayangan Ketut, adalah adik Ni Rondji, istri Blanco.

Di The Blanco Renaissance Museum, lukisan yang menampilkan wajah Ketut terpajang di salah satu sudut galeri. Lukisan itu cukup besar, lebih besar ketimbang lukisan Michael Jackson yang terpampang di area lain museum.

Lukisan yang menampilkan wajah perempuan penari tersebut ternyata bukan hanya yang terpampang di sudut galeri. Saking seringnya menjadi model, sampai-sampai ia tidak dapat menghitung jumlah lukisan yang menampilkan wajahnya.

museum antonio blanco
Beginilah posisi Antonio Blanco ketika melukis. (Foto: MP/Rina)

Seperti dikisahkan Maharani kala ditemui Merahputih.com di Denpasar, Bali, dahulu model lukisan Blanco kebanyakan keluarga. “Orang zaman dahulu kalau bukan dilukis keluarga enggak mau karena takut rupanya hilang,” kata Maharani. Ia pun menyebut sederet nama keluarga inti dan keluarga besar yang pernah menjadi model kakak iparnya.

Maharani, ayah mertuanya, serta kakak iparnya yang bernama Mandri dan Ringkih. Anak dan cucunya pun pernah menjadi objek lukisannya. Dari empat anaknya yang bernama Cempaka, Mario, Orchid dan Mahadewi, Cempaka dan Mario paling sering dia lukis.

Perupa yang 47 tahun tinggal di Bali itu juga memiliki indra keenam. Indra keenamnya membuatnya mampu melukis wajah anak kedua Maha Dewi meski sang putri belum hamil. “Dia ada kayak sixth sense. Belum lahir, anaknya Maha Dewi sudah kelihatan mukanya,” terang Maharani.

museum antonio blanco
Lukisan Mick Jagger. (Foto: MP/Rina)

Sampai detik ini Maharani masih ingat gaya Blanco saat melukis di atas kanvas. Gerakan tangannya cepat. Matanya juga ikut bergerak. Objek harus diam terus. Tidak sampai sepuluh menit, lukisan pun jadi. Sapuan kuasnya membentuk garis-garis abstrak nan indah.

Karya maestro lukisan romantik-ekspresif itu juga mudah dikenali. Ia piawai menggabungkan beberapa sosok dalam satu kanvas. “Saya yang jadi model, kadang orang lain yang keluar bodinya,” papar Maharani.

Melalui lukisan yang dipamerkan di The Blanco Renaissance Museum terlihat jelas ketertarikan Blanco pada objek perempuan. Lukisan-lukisannya didominasi sosok berwujud perempuan. Kebanyakan dilukis telanjang.

Sama-sama perempuan, tetapi dengan pose beragam. Beragam pose mampu ia tuangkan pada kanvas. Di tangannya, pose erotis itu disulap menjadi lukisan bernilai estetis.

“Seandainya dia melukis orang telanjang, kita tungguin. Kita di belakang model,” kisah Maharani.

Perempuan yang tetap bugar di usia senja itu juga menjuluki Blanco orang nyentrik. Dia pernah marah karena lukisannya dihapus. Blanco menghapus lukisan bermodelkan adik iparnya itu lantaran rohnya belum di situ.

museum antonio blanco
Lukisan Michael Jackson. (Foto: MP/Rina)

Saat dilukis, model juga tidak dibolehkan melihat Antonio. Sekali saja melihat, lukisannya tidak bakal jadi.

Satu lagi kebiasaan sang kakak ipar. Kalau sedang melukis, dia tidak boleh diganggu karena takut pikirannya buyar.

Meski lukisannya banyak menampilkan unsur sensualitas perempuan, Blanco adalah pribadi yang sangat percaya kepada Tuhan dan menghargai perbedaan keyakinan. “Museum, di atas, ada gambaran telinga,” jelas Maharani.

Telinga menggambarkan kebiasaan umat muslim yang sedang azan.

Dengan semua kenyentrikannya itu, Antonio Blanco justru menjadi perupa yang ternama. Sang perupa telah meninggal dunia pada 10 Desember 1999. Namun, lukisannya tetap abadi di The Blanco Renaissance Museum. (rina)

#Antonio Blanco
Bagikan
Ditulis Oleh

Rina Garmina

Cooking Mama :)
Bagikan