BANYAK orang mengerjakan tes kepribadian untuk belajar tentang diri sendiri. Tentu saja tes hanya mencerminkan apa yang kamu pikirkan tentang diri sendiri. Namun, hasilnya dapat memberikan perspektif unik tentang sifatmu.
Pertama, tes yang baik akan menanyakan banyak aspek kepribadianmu sehingga hasilnya memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang diri sendiri daripada refleksi biasa. Kedua, hasilnya dihitung dengan membandingkan skor sifatmu dengan orang lain.
Sebagai contoh, kamu menyelesaikan tes kepribadian Big Five dan mendapatkan hasil tentang posisimu pada masing-masing dari lima sifat jika dibandingkan dengan orang lain. Katakanlah kamu tinggi dalam ekstraversi (di sepertiga teratas di antara orang lain), rendah dalam neurotisisme (di sepertiga terbawah di antara orang lain), dan sedang dalam tiga sifat lain. Namun, seberapa besar kamu bisa mempercayai hasil tes ini?
BACA JUGA:
Uji reliabilitas dan validitas

Psikometri yang mengembangkan dan menyebarkan tes psikologi sering menggambarkan kualitas tes dengan istilah reliabilitas dan validitas.
Keandalan tes mengacu pada konsistensi skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya, dengan asumsi sifat tidak berubah. Ketidakkonsistenan dapat terjadi karena orang mengubah suasana hati mereka, tidak yakin tentang diri mereka sendiri, atau hanya terganggu, misalnya.
Psikometri dapat menilai keandalan tes dengan meminta banyak orang mengambilnya dua kali dalam waktu singkat. Korelasi antara skor dari dua kesempatan pengujian biasanya antara 0,80 dan 0,90. Psikometri menafsirkan seperti ini: 80 persen hingga 90 persen varians dalam nilai tes orang dapat diandalkan. Namun, apa arti varians yang dapat diandalkan 90 persen untuk skormu?
Validitas mengacu pada sejauh mana tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Karena saat ini kita hanya memiliki sedikit cara untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tanpa tes kepribadian. Tidak ada banyak tolok ukur independen untuk memverifikasi pengukuran tersebut. Jadi validitas dinilai secara tidak langsung.
Misalnya, kamu dapat membandingkan nilai tes seseorang dengan skor tes lain yang diduga mengukur sifat yang sama. Skor didasarkan pada penilaian orang lain, seperti teman atau mitra. Semakin mirip skor orang, terlepas dari tes spesifik mana yang mereka ambil atau apakah mereka atau orang lain menilai sifat mereka, semakin kamu dapat percaya bahwa skor mengatakan sesuatu yang valid tentang sifat seseorang.
Tentu saja kamu tidak bisa mengharapkan teman atau pasangan untuk berbagi informasi yang sama tentangmu. Namun, memvalidasi pendapatmu sendiri terhadap pendapat orang lain sering kali merupakan salah satu cara paling mudah untuk memeriksa kenyataan.
Selain itu, orang lain terkadang memiliki posisi yang lebih baik untuk menilai kepribadianmu, melihat kamu dalam konteks yang lebih luas, dan tidak punya keinginan untuk mengklaim sifat yang tertentu secara berlebihan.
Skor tes kepribadian berbeda yang dirancang untuk mengukur sifat yang sama biasanya berkorelasi antara 0,60 dan 0,80. Skor laporan diri biasanya berkorelasi sekitar 0,50 dengan skor berdasarkan penilaian orang lain.
Inilah arti hasil tes bagi kamu

Ketika tidak yakin tentang diagnosis dokter, kamu dianjurkan untuk mencari pendapat kedua. Demikian juga untuk memikirkan keakuratan hasil tes kepribadian kamu. Pikirkan ini: seberapa besar kemungkinan mendapatkan opini kedua yang serupa?
Pendapat kedua itu bisa datang dari diri kamu sendiri di hari lain, dari tes lain yang kamu selesaikan tentang diri sendiri, atau dari hasil tes orang lain.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang sifatmu, ada baiknya kamu mengerjakan tes dua kali atau beberapa tes lain, dan lihat mana hasilnya yang cocok. Jika kamu terus mendapatkan hasil yang sama, itu mungkin dapat dipercaya.(aru)