Menguak Tabir Erupsi Magmatis Merapi yang Sulit Terdeteksi

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Jumat, 25 Mei 2018
Menguak Tabir Erupsi Magmatis Merapi yang Sulit Terdeteksi
Warga sekitar lereng Merapi masih beraktivitas secara normal. Foto: Antara

MerahPutih.com - Letusan Merapi sejak 21 Mei lalu didominasi komponen magmatik jika dibanding material letusan pada 11 Mei, yang artinya gunung api aktif di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu sedang menuju proses erupsi magmatis.

"Merapi dalam tahap menuju proses erupsi magmatis. Namun, jangan dibayangkan jika erupsi magmatis adalah erupsi besar seperti yang terjadi pada 2010," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida di Yogyakarta, Jumat (25/5).

Temuan Analisa Lab

merapi
Gunung Merapi mengeluarkan asap putih saat terjadi letusan freatik di Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (11/5). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Aktivitas letusan Merapi terbaru terjadi terjadi Kamis (24/5) kemarin pukul 10.48 WIB. BPPTKG memprediksi Merapi sedang menuju proses erupsi magmatis berdasarkan hasil temuan analisa labotarium. "Ada perbedaan antara material letusan pada 21 Mei yang bersifat lebih asam dibanding material letusan pada 11 Mei. Sampel yang diuji adalah abu yang jatuh di daerah Kaliurang," kata dia.

Berdasarkan hasil analisa tersebut, lanjut Hanik, maka dapat diketahui jika material letusan 21 Mei adalah material baru yang berasal dari dalam Gunung Merapi dan bukan material lama yang berada di kawah atau permukaan. Dengan demikian, BPPTKG sebagaimana dilaporkan Antara, menyimpulkan jika peran unsur magmatik pada letusan 21 Mei jauh lebih dominan dibanding letusan yang terjadi pada 11 Mei.

Sulit Terdeteksi

merapi

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi menunjukkan grafik seismograf letusan freatik Gunung Merapi pada pukul 10.48 WIB di Jrakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (24/5). Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah, kembali terjadi letusan freatik Gunung Merapi Kamis (24/5) pada pukul 02.56 WIB dan 10.48 WIB, sehingga diumumkan status waspada dan warga dihimbau tetap tenang. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Peningkatan aktivitas magmatis Merapi memang nyaris tidak terdeteksi karena minimnya tanda-tanda kegempaan yang ditunjukkan gunung berapi yang paling aktif di Pulau Jawa itu. Menurut Hanik, pemicunya diduga terjadi karena karakter magma encer dan mudah melepaskan gas vulkanik sehingga tidak memberikan tekanan yang cukup besar di dalam tubuh gunung. "Akibatnya, tidak terdeteksi gejala deformasi maupun kegempaan yang signifikan," tegas dia.

Gunung Merapi mulai mengalami peningkatan aktivitas vulkanik ditandai dengan letusan yang membentuk kolom asap dan menyebabkan hujan abu di beberapa wilayah pada 11 Mei dan meningkat cukup intensif sejak 21 Mei dengan letusan terakhir terjadi pada Kamis (24/5) pukul 10.48 WIB. Sejak letusan terakhir hingga Jumat (25/5) pukul 10.00 WIB, Gunung Merapi belum mengalami letusan.

merapi
Anggota SAR DIY memantau puncak Gunung Merapi dari pos pantau Klangon di Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (23/5). Pasca letusan freatik pada pukul 13.49 WIB dengan durasi dua menit tim SAR melakukan pemantauan langsung puncak

Namun, BPPTKG telah memastikan erupsi kemarin bukan bersifat murni freatik karena Merapi sudah mulai melepaskan materil magma. "Dua letusan hari ini tidak murni freatik. Karena ada material baru yang ikut keluar yaitu magma. Tapi semburan masih didominasi gas," kata kepala seksi Merapi BPPTKG DIY, Agus Budi Santoso, kemarin.

Meskipun demikian, status tetap dipertahankan dalam level II atau waspada. Radius tiga kilometer dari puncak tetap tidak diperkenankan untuk aktivitas apapun karena dikhawatirkan adanya ancaman lontaran pasir, kerikil dan batu apabila terjadi letusan.

Titah Raja Jogja

Sultan
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Foto: MP/Teresa Ika

Bahkan, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X telah mengimbau warga sekitar Gunung Merapi bersiap mengemasi surat dan barang berharga sebagai antisipasi jika letusannya semakin parah. Imbauan ini disampaikan Gubernur saat menyambangi kantor BPPTKG usai erupsi terakhir Merapi, Kamis (24/3) kemarin.

Sultan juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang sambil terus waspada mengawasi pergerakan aktivitas Merapi. Raja Jogja itu juga mengingatkan warga segera mengungsi jika kondisi bertambah parah.

"Sebetulnya kalau warga Merapi itu sudah tahu (apa yang harus dilakukan). Wong Merapi sudah rutin empat tahun sekali mesti terjadi letusan. Mereka sudah menyimpan barang sama pakaian, surat berharga di dalam kantong," tandas Sultan. (*)

#Gunung Merapi #Yogyakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan