Jaringan Narkoba di Kalangan Artis

Menguak Ketergantungan Artis Terhadap Narkoba, Bukan Soal Uang Tapi Lifestyle

Thomas KukuhThomas Kukuh - Jumat, 26 Januari 2018
Menguak Ketergantungan Artis Terhadap Narkoba, Bukan Soal Uang Tapi Lifestyle
Tio Pakusadewo (tengah) dihadirkan saat rilis kasus narkoba, di Polda Metro Jaya, Jakarta beberapa waktu llalu. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

MerahPutih.com - Jamaknya berita penangkapan dan penahanan artis atau selebritis terkait kasus narkoba menguak semacam labirin ketergantungan artis terhadap narkoba. Mengapa artis-artis selalu identik dengan narkoba? Adakah hubungan timbal balik antara popularitas dan materi yang melimpah dengan pemakaian barang haram bernama narkoba?

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan kepada merahputih.com beberapa waktu lalu di Jakarta, menungkapkan bahwa sejatinya artis dan narkoba seperti dua sisi mata uang. Gaya hidup atau life style ditengarai menjadi pemicu para artis terlibat penyalahgunaan narkoba. Di sini berlaku ungkapan khas dalam lingkup pergaulan mereka, belum artis namanya kalau tidak pakai narkoba. Sebab, dalam beberapa kasus, ada keyakinan delusif dari para artis bahwa narkoba bisa meningkatkan pamor dan popularitasnya.

Kombes Suwondo menafikan anggapan bahwa uang satu-satunya penyebab artis dengan mudah terjebak narkoba. Ada faktor yang lain begitu berperan. Apalagi kalau bukan gaya hidup. “Bukan. Bukan itu (uang), faktornya adalah pergaulan, life style," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Suwondo Nainggolan kepada merahputih.

Life style atau gaya hidup para artis bermula dari pergaulan. Pergaulan dalam lingkungan artis yang eksklusif dan terbatas membuat para artis gampang untuk saling mempengaruhi satu sama lain. Hal ini makin diperparah lagi dengan intensitas pertemuan seperti hang out, syuting dan clubbing bersama yang tinggi membuat para artis mudah dipengaruhi khususnya dalam pemakaian narkoba.

Psikolog dari Univeristas Pancasila Aully Grashinta mengungkapkan alasan lain terkait keterlibatan artis dalam kasus pemakaian narkoba. Jika polisi dan Badan Narkotika Nasional menyoroti gaya hidup sebagai penyebab, Aully Grashinta justru merujuk kepada tekanan kerja yang dialami para artis. Narkoba dipakai untuk tujuan rekreasional. Artinya, menurut Aully narkoba digunakan sebagai penambah semangat dan tenaga.

“Untuk bisa terus 'on', paling mudah pakai obat atau narkoba." Papar Aully di Jakarta.

Meski dalam hal segi keuangan, Aully sepakat dengan polisi dan BNN bahwasannya uang bukan godaan utama para artis terlibat narkoba. Sebab, artis cenderung mudah mendapatkan narkoba lantaran ditunjang penghasilan yang lumayan.

Tekanan kerja yang melebihi daya tahan fisik memicu para artis menjadikan narkoba sebagai stimulan atau pelecut semangat untuk tetap bugar dan terlihat sehat. Narkoba dipilih sebagai ‘zat pengisi ulang’ tenaga yang terkuras.

"Sehingga gaya hidup lebih dominan mengapa seseorang artis atau publik figur bisa masuk dan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba," kata Aully.

Lihat saja jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi para artis, mulai dari ganja, ekstasi hingga sabu-sabu. Dua jenis zat yang berfungsi sebagai meningkatkan semangat dan ketahanan tubuh. Jelas, para artis menggunakan narkoba untuk mejaga staminanya sekaligus memberikan efek ‘happy’ alias rekreasional.

Sampai di sini terjawab, mengapa artis banyak menggunakan narkoba tak lain karena faktor gaya hidup dan tekanan kerja. Dua faktor yang membuat bandar narkoba dengan mudah menjadikan artis sebagai konsumen yang potensial serta menguntungkan, seperti yang diakui Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Budi Waseso dalam perbincangan dengan merahputih.com saban waktu lalu.(*)

#Lapsus Narkoba Artis
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Bagikan