PRODUSEN mobil asal Tiongkok Leapmotor menghadirkan sebuah mobil sedan listrik C01. Mobil tersebut terbilang cukup menarik, karena memiliki tenaga yang cukup besar 542 dk, dan dibanderol seharga Rp392 jutaan. Rencananya mobil tersebut akan dipasarkan di Amerika Serikat.
Seperti yang dikutip dari laman Kabaroto, Leapmotor merupakan pendatang baru di industri mobil listrik. Pada awal kemunculannya, Leapmotor dikabarkan gagal menadaftarkan fasilitas produksi. Mobil C01 diharapkan menjadi titik balik kesuksesan Leapmotor di industri pabrikan mobil listrik.
Baca juga:
Amerika Serikat Siapkan Rp 43,5 Triliun untuk Baterai Kendaraan Listrik

Menariknya, Leapmotor C01 diklaim bisa berakselerasi dari 0-100 kpj hanya dalam waktu tiga detik. Dengan performa seperti itu, akan membuatnya setara dengan mobil yang harganya setidakyna dua kali lipat atau jauh lebih mahal di Amerika Serikat.
Mobil listrik buatan Tiongkok itu dibekali paket baterai sebesar 90 kWh dengan jangkauan maksimal 717 km. Selain itu, menurut Leapmotor akan ada lima level trim yang tersedia saat peluncuran. Nantinya versi dasar masih akan memiliki jangkauan 500 km.
Leapmotor juga dikabarkan sudah memiliki rencana untuk membatasi jangkauan melalui perangkat lunak, karena mereka belum menyebutkan renana untuk menggunakan apa pun selain paket baterai 90 kWh. Tapi rencana tersebut kabarnya masih bisa berubah.
Sementara untuk bagian interior, kabin Leapmotor C01 terlihat sangat menarik. Di mana terdapat tiga layar infotainment besar di dasbor, meski tidak semulus Hyperscreen yang memukau dari Mercedes-Benz.
Baca juga:
Honda akan Produksi Jutaan Kendaraan Listrik di 2030

Kendati belum jelas kapan mobil listrik itu diluncurkan, tapi pabrikan telah membuka pemesanan sejak 10 mei lalu dan akan memproduksi unitnya di akhir 2022.
Bicara soal industri mobil listrik di Amerika Serikat, belum lama ini pemerintah negara tersebut kian gencar dalam mengembangkan kendaran listrik. AS dikabarkan akan menyiapkan lebih dari USD 3 miliar atau sekitar Rp 43,5 triliun untuk mendanai pembuatan baterai kendaraan listrik.
Seperti yang dikutip dari laman Reuters, dana tersebut kabarnya akan dialokasikan oleh Departemen Energi dari anggaran infrastruktur senilai USD 1 triliun atau sekitar Rp 14 ribu triliun, yang ditandatangani oleh Joe Biden pada 2021. Pendanaan itu akan digunakan untuk mendirikan serta memperbaiki pabrik baterai. (Ryn)
Baca juga: