Menggerakkan Generasi Digital Native untuk Promosi Pariwisata

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 07 September 2018
Menggerakkan Generasi Digital Native untuk Promosi Pariwisata
Millennials yang terlahri sebagai digital native menjadikan media sosial sebagai dunia mereka. (foto: pixabay.quinntheislander)

GENERASI millennial kini mengendalikan perekonomian dunia. Pasalnya, millennial atau generasi muda menjadi populasi terbesar di kawasan regional sehingga menjadi target pasar mayoritas brand. Mereka yang tumbuh dewasa pada 2016 telah memiliki buying power (kemampuan membeli). Beberapa di antaranya bahkan telah memnjadi pemimpin eksekutif di berbagai perusahaan. Meski demikian, pendekatan yang dilakukan pada generasi millenial susah-susah gampang. Chairman and Founder MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya selaku Ketua Penyelenggara The 4th ASEAN Marketing Summit, di Raffles Jakarta, Kamis (6/9), menuturkan generasi millennial merupakan generasi yang sulit ditaklukan.

Jika dilihat dari eranya, generasi millenial yang lahir antara tahun 1981 hingga 1994 tersebut berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi. Pola hidup generasi muda menjadi serbacepat, instan, dan cenderung tak loyal terhadap satu brand. Millenial cenderung mencari produk yang menawarkan kemudahan, simpel, dan dekat dengan kehidupan mereka.

Dengan dorongan teknologi, millenial juga menjadi generasi yang kreatif, aktif, dan inovatif. Pendidikan yang lebih baik daripada pendahulunya dan penunjangnya berupa teknologi membuat generasi millennial mampu menyerap informasi dengan baik dan aktif di sosial media. “Bagi yang ingin menyasar millennial, harus bicara bahasa mereka, mengikuti tren mereka, hingga memahami apa yang paling dicemaskan millennial. Hal tersebut bisa dipelajari jika kita melakukan pendekatan melalui media sosial,” urai Hermawan.

Produsen harus paham bahasa millennials. (foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Bersama Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya, keduanya membentuk strategi pendekatan ke generasi muda melalui teknologi. “Kita harus memahami millenial yang kita sebut digital native. Cara paling mudah untuk memengaruhi mereka ialah melalui pendekatan digital,” ucap Arief saat ditemui di acara Marketing to ASEAN Millennials yang diselenggarakan MarkPlus, Kamis (6/9).

Ketika Arief meminta generasi millennials untuk mempromosikan daerah pariwisata yang Instagramable melalui media sosial, mereka akan langsung bergerak. Generasi Pesona Indonesia (Genpi), demikian Arief menyebut generasi muda yang aktif mempromosikan pariwisata Indonesia melalui media sosial, terbentuk dengan sendirinya karena permintaan Kementerian Pariwisata dekat dengan kehidupan mereka. “Tanpa disuruh pun mereka akan berpartisipasi karena media sosial merupakan dunia mereka,” ujar Arief.

“Generasi kami hanya imigran. Kalau kalian lahir langsung sudah digital, jadi lebih ahli dalam memanfaatkan teknologi,” ucapnya.

Selain memanfaatkan tourism influencer yang disebut Genpi, pendekatan yang dilakukan Arief untuk mengembangkan pariwisata Indonesia bersama millennial ialah dengan melibatkan sejumlah figur publik. “Di setiap kegiatan, kami juga akan mengajak figur publik yang memang memiliki pengaruh besar dan positif untuk mempromosikan pariwisata Indonesia juga melalui media sosial mereka,” tukas pria yang juga pernah mendapatkan predikat Best of Marketing of the Year pada 2013 itu.(Avi)

Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan