Canda Presiden di Balik Telepon Calon Menteri

Thomas KukuhThomas Kukuh - Senin, 21 Oktober 2019
Canda Presiden di Balik Telepon Calon Menteri
Ilustrasi. (pixabay/526663)

MENUNGGU telepon berdering jadi momen paling menegangkan bagi para tokoh jelang pengumuman menteri di masa Orde Baru. Mereka terjangkit AIDS! Aku Ingin Ditelpon Soeharto.

Sudah jadi kebiasaan Presiden kedua Republik Indonesia itu menggunakan sambungan telepon untuk mengabarkan kepada beberapa tokoh ketika terpilih menjadi menteri.

Maret 1993, Soeharto mulai menelepon menteri pilihannya di saat sahur. Di sambungan telepon, The Smiling General itu tak melulu berbicara serius apalagi kaku. Ia masih sempat membumbui obrolanya dengan banyolan.

Baca Juga:

Pakai Kemeja Putih, Kaesang Nunggu Ditelepon Presiden Jokowi

"Lho, kok, saudara ada di dekat telepon?" kelakarnya kepada seorang menteri terpilih, dikutip Majalah Tempo, 27 Maret 1993. Selain itu, terkadang Soeharto memulai perbicangan dengan hal remeh-temeh seperti menanyakan kesehatan, bahkan beberapa orang disarankan agar jangan tidur selepas sahur.

Di masa jelang pengumuman menteri Orde Baru, selalu ada spekulasi mencuat di masyarakat. Beberapa terbukti, beberapa lagi sekadar mimpi. Saat penentuan nama-nama bakal menteri Kabinet Pembangunan IV, rumah beberapa tokoh bahkan telah ramai terpampang karangan bunga ukuran kecil hingga besar berisi ucapan selamat. Namun, sampai akhirnya Soeharto mengumumkan menteri-menterinya, nama si tuan rumah itu pun tak juga muncul.

Presiden Soeharto
Presiden Soeharto (Foto/ @HMSoeharto)

Informasi mengenai menteri itu, terkadang bukan hanya datang dari Soeharto langsung. Anaknya, turut pula campur tangan, ikut menelepon menteri pilihan bapaknya.

Baca Juga:

Mengenal Nadiem Nakarim, CEO Go-Jek yang Dipanggil Jokowi ke Istana Negara

Saat Ditawari Posisi Menteri, Mahfud Bahas Ini dengan Jokowi

Mantan Gubernur Sumatera Barat, Azwar Anas, menerima telepon dari Cendana pada tahun 1988. Ia agak bingung karena di ujung telepon justru muncul suara putra Presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo.

Bambang berbicara singkat di telepon agar Azwar Anas bersiap-siap. Namun, Bambang tidak merinci Azwar akan beroleh pos menteri apa di Kabinet Pembangunan V.

Azwar coba menerka, sebagaimana lazimnya pola pemberian menteri bagi mantan kepala daerah, dirinya berkemungkinan menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Ia pun, pada biografinya bertajuk Azwar Anas: Teladan dari Tanah Minang, meminta agar sekretarisnya MN Chani untuk menyiapkan bahan-bahan.

Ketika susunan menteri Kabinet Pembangunan V 1988, Azwar Anas terheran-heran ternyata Presiden Soeharto justru memilihnya untuk menjadi Menteri Perhubungan. (nds)

#Kabinet Jokowi Ma'ruf Amin
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Bagikan