BUAHNYA terlihat cantik, merah merona, menyegarkan, tapi lunak dan mudah hancur jika mendapat tekanan. Sebuah gambaran nan pas untuk karakteristik anak-anak yang lahir di 2000-an. Merekalah generasi stroberi.
Istilah generasi stroberi awalnya muncul di Taiwan dan kemudian viral di media sosial. Berbagai sifat buah stroberi tersebut dianggap mirip dengan karakteristik anak-anak muda saat ini. Generasi ini punya gagasan kreatif, tetapi cenderung mudah menyerah dan lebih mudah sakit hati.
Seperti disebut Alodokter, ada beberapa karakteristik generasi stroberi, yakni melek teknologi sekaligus pandai memanfaatkannya. Hal tersebut membentuk generasi ini menjadi pribadi-pribadi yang berpikiran terbuka dan up to date terhadap perkembangan berita. Di sisi lain, berkat kemajuan teknologi, generasi stroberi juga memiliki jaringan sosial nan lebih luas.
Baca juga:

Anak-anak generasi stroberi ini umumnya sangat kreatif dan mampu berpikir out of the box. Kreativitas ini bisa dilihat dari banyaknya gagasan atau inovasi baru yang dilahirkan anak-anak muda.
Kreativitas tinggi ini juga membuat generasi stroberi cenderung bersikap entrepreneurial dan tidak terlalu terpaku pada gaji tetap. Berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.
Sayangnya, mudah menyerah dan lebih mudah sakit hati juga merupakan salah satu karakteristik utama generasi stroberi. Hal itu disebabkan generasi stroberi jarang mendapat masalah atau tantangan yang bisa membuat mereka menjadi pribadi tangguh, mengingat generasi ini tumbuh besar di zaman serba mudah.
Selain itu, kebanyakan anak-anak generasi stroberi juga sering kali dimanja dan diberi perlilndungan berlebih dari orangtua mereka. Hal itulah yang membuat mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk mencari jalan keluar sendiri bagi masalah yang mereka temukan dalam hidup.
Baca juga:

Akses yang mudah terhadap informasi juga rentan membuat generasi stroberi sering overthinking bahkan stres. Sebagai contoh, media sosial yang saat ini kerap menjadi tempat pamer, bisa memicu anak muda untuk membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
Ada beberapa perubahan yang perlu dilakukan generasi stroberi agar lebih tangguh dan unggul. Terapkanlah pola pikir berkembang atau growth mindset. Dengan pola pikir itu, anak-anak muda bisa terus terpacu untuk mengembangkan kemampuannya dan semakin berani menghadapi tantangan.
Perlu kamu pahami juga bahwa kegagalan merupakan sesuatu yang dirasakan semua orang, dan bukanlah akhir dari segalanya. Justru dengan kegagalan, kamu bisa menjadi lebih baik dan karaktermu akan dibentuk.
Biasakan diri juga untuk tidak menyerap mentah-mentah informasi yang baru didapat agar terhindar dari kebiasaan melakukan self-diagnosis.(and)
Baca juga:
Para Generasi Muda, Intip 4 Hal Simpel yang Bisa Membantumu Menabung