Otomotif

Mengenal Sensor-Sensor pada Mesin EFI

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 12 Desember 2019
Mengenal Sensor-Sensor pada Mesin EFI
Mesin mobil saat ini sudah memakai sistem EFI. (Foto: Unsplash/Carlos Freire)

MESIN EFI bukanlah mesin asing, saat ini semua kendaraan sudah memakai sistem EFI atau Electronic Fuel Injection. Sistem ini memungkinkan bahan bakar masuk ke ruang bakar dengan proses elektronik. Sistem ini memiliki 3 komponen utama yakni sensor, ECU dan aktuator.

Bila dipilah-pilah, sensor berfungsi mendeteksi keadaan mesin mulai dari throtle gas, suhu mesin, vakum pada intake manifold dan lain-lain. Kemudian data sensor tersebut diolah oleh ECU dan diteruskan ke aktuator. Aktuator adalah injektor yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar.

Baca Juga:

Mengulas Ferrari 812 GTS, Kembalinya Kejayaan Mesin V12


Dari sinilah kemudian kebutuhan bahan bakar yang disemprotkan ke ruang pembakaran yang diatur oleh ECU berdasarkan data dari sensor-sensor yang ada di mesin EFI. Laman KabarOto mengungkapkan sensor-sensor yang ada pada mesin EFI.

Sensor Air Flow Meter

sensor
Sensor Air Flow Meter. (Foto: eBay)

Sensor Air Flow Meter berfungsi mendekteksi aliran udara (volume) yang masuk ke intake manifold. Sensor ini adalah potensio yang dilengkapi dengan pegas pengembali dan measuring plate. Jadi besar dan kecilnya udara yang masuk berpengaruh pada putaran potensiometer. Potensiometer berputar yang akan membuat tegangan output dari potensiometer juga berubah. Besarnya tegangan dari potensiometerini diterima ECU sebagai sinyal.


Manifold Absolute Pressure Sensor

sensor
Manifold Absolute Pressure Sensor. (Foto: KabarOto)


Volume udara yang masuk bisa dihitung dengan Manifold Absolute Pressure (MAP) sensor. Sensor ini kemudian menghitung kevakuman atau tekanan pada intake manifold. Besarnya kevakuman pada intake manifold nantinya diubah menjadi nilai tahanan pada MAP Sensor.

Throttle Position Sensor

sensor
Sensor Throttle Position. (Foto: BimmerWorld)

Throttle Position Sensor (TPS) yang ada pada throttle body, mendeteksi besarnya bukaan throttle dalam bentuk nilai tahanan. TPS juga menggunakan potensiometer seperti juga yang ada pada air flow meter. Cara kerjanya sama, ketika throttle berputar, potensiometer akan berputar dan nilai tahanan pun berubah. Karena nilai tahanannya berubah, maka tegangan yang dikirim ke ECU ikut berubah.

Water Temperatur Sensor

sensor
Water Temperatur Sensor. (Foto: KabarOto)

Pada dasarnya sensor pada mesin mobil EFI menggunakan variable resistor atau resistor yang nilai tahanannya bisa berubah-ubah. Selain potensiometer, variable resistor yang digunakan untuk sensor lainya adalah thermistor. Resistor nilai tahanannya berubah bergantung pada suhu. Thermistor digunakan pada water temperatur sensor (WTS) adalah untuk mengetahui suhu air pendingin.Semakin dingin suhu air, maka bahan bakar yang disemprotkan semakin banyak.

Baca Juga:

Begini Cara Membedakan Mobil Bekas Pribadi dan Taksi Online

Intake Air Temperatur Sensor

sensor
Intake Air Temperatur Sensor. (Foto: KabarOto)


Intake Air Temperatur Sensor (IATS) memiliki fungsi mengetahui suhu udara yang masuk melalui intake manifold. Sensor ini berupa thermistor, jadi semakin dingin suhu udara, maka bahan bakar yang disemprotkan melalui injektor semakin banyak.


Crankshaft Position Sensor

sensor
Crankshaft Position Sensor. (Foto: KabarOto)


Sensor ini memiliki fungsi untuk untuk mendeteksi putaran mesin dan menentukan timing pengapian. Pada beberapa brand mobil, sensor ini diletakan dekat noken sehingga bernama Crankshaft Position Sensor.


Oxygent Sensor

sensor
Oxygent Sensor. (Foto: KabarOto)

Sensor oksigen ini letaknya dekat dengan exhaust manifold. Gunanya untuk mendeteksi emisi gas buang. Jadi sensor ini berfungsi untuk mengevaluasi apakah campuran bahan bakar sudah tepat atau belum. (*)


Baca Juga:

Merawat Mobil Mudah Kok! Enggak Perlu ke Bengkel

#Mobil #Mesin Mobil
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan