BAGI sebagian besar masyarakat Indonesia, pernikahan merupakan salah satu momen besar yang dirayakan secara meriah hingga melibatkan keluarga besar, kerabat, bahkan tak jarang rekan kantor. Terlebih, bila kedua atau salah satu calon pengantin merupakan tokoh yang begitu dikenal masyarakat.
Misalnya saja Kaesang Pangarep, seorang pengusaha muda asal Solo yang menggeluti berbagai bidang bisnis, mulai dari kuliner hingga olahraga, dan kebetulan merupakan seorang anak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Memiliki latar belakang keluarga yang kental akan adat, tentu membuat pernikahannya begitu sarat akan tradisi.
Kaesang yang merupakan keturunan Jawa, pada hari ini baru saja menyelesaikan tradisi siraman, yang tentunya ditemani sang Ayah. Prosesi siraman memiliki makna dan filosofi nan mendalam bagi kedua mempelai. Bahkan, siraman jadi salah satu prosesi dalam pernikahan adat Jawa yang tak pernah dilewatkan.
Sederet prosesi siraman adat Jawa yang terbilang panjang itu tentunya memiliki makna mendalam dan spesial bagi mereka yang menjalani. Terlebih, bagi kedua mempelai yang akan membangun bahtera rumah tangga, upacara siraman ibarat menjadi simbol untuk meluruhkan segala hal negatif yang menghantui calon pengantin.
Baca juga:
Nonton Persis Bareng Erina Gudono, Kaesang: Ngecek Venue buat Prewedding

Siraman merupakan proses memandikan atau mengguyur calon pengantin dengan air kembang sebelum prosesi ijab kabul dilaksanakan. Biasanya dilakukan satu hari sebelum ijab kabul berlangsung. Ada sejumlah urutan atau tata cara yang harus dilakukan dalam rangkaian prosesi siraman tersebut.
Pertama, adalah sungkeman. Seluruh prosesi siraman harus dibuka dengan prosesi sungkeman. Calon pengantin perempuan akan melakukan sungkeman kepada kedua orang tua terlebih dahulu.
Jika kakek dan nenek dari calon mempelai perempuan hadir dalam prosesi pernikahan adat Jawa ini, maka merekalah orang pertama yang harus dituju calon mempelai perempuan untuk menjalankan sungkeman. Setelah prosesi sungkeman selesai, acara dilanjutkan ke prosesi siraman.
Baca juga:
Calon Istri Kaesang Pangarep Jalani Tradisi Pingitan

Namun, sebelum prosesi siraman dimulai, ada persiapan siraman adat Jawa yang perlu dilakukan, antara lain menyiapkan air dari tujuh sumber mata air. Ketujuh air tersebut juga harus berasal dari air tanah, bukan air PAM. Sama seperti pernikahan Kahiyang Ayu pada 2017 lalu, Kaesang juga menggunakan tujuh mata air.
Ada filosofi khusus dari penggunaan tujuh mata air untuk siraman tersebut, yakni berangkat dari kata pitu. Dalam bahasa Jawa, pitu bisa diartikan sebagai pitulungan, yang dalam bahasa Indonesia artinya pertolongan. Harapannya, pernikahan Kaesang senantiasa mendapatkan pertolongan agar acara pernikahan berjalan lancar.
Setelah semua persiapan sirapan siap, maka prosesi siraman pun bisa dimulai. Tata cara siraman pertama dilakukan oleh ayahanda dari mempelai perempuan, lalu dilanjutkan dengan sang ibunda. Masing-masing menyiram sebanyak tiga kali, yaitu satu siraman di kepala, satu siraman di pundak atau badan, dan satu lagi siraman di kaki. (waf)
Baca juga:
Makanan Raja-raja Mataram Diusulkan Jadi Suguhan di Akad Nikah Kaesang dan Erina