Mengenal Primata Unik 'Monyet Kedih' Aceh yang Terancam Punah

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Selasa, 28 Maret 2017
Mengenal Primata Unik 'Monyet Kedih' Aceh yang Terancam Punah
Primata unik monyet kedih di hutan Aceh (FOTO/Antara/Ampelsa)

Dampak terjadinya perusakan hutan di Sumatera menjadikan habitat alami satwa endemik yang ada di kawasan tersebut terancam punah. Salah satunya adalah endemik primata jenis kedih, atau monyet kedih.

Hewan unik yang satu ini juga memiliki banyak nama seperti lutung rungka, bodat atau kek-kia. Namun menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia nama primata ini umumnya disebut monyet kedih, dalam bahasa latin (presbytis thomasi) atau thomas leaf monkey.

Monyet kedih hidup di kawasan hutan Sumatera bagian utara, yaitu Aceh. Tepatnya di kawasan hutan Aek Nauli sampai Suaka Marga Satwa Rawa Singkil. Selain itu, data penelitian menunjukkan bahwa penyebaran monyet kedih yang paling banyak populasinya berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser terutama di Bahorok dan Ketambe.

Monyet kedih masuk dalam primata yang dilindungi. Secara alami, mereka biasanya hidup berkelompok dengan jumlah sekitar 10 ekor kedih, meliputi satu jantan dan enam betina, ditambah beberapa anak-anaknya. Seperti spesies hewan kebanyakan, spesies jantan selalu melindungi kelompoknya dari ancaman spesies lain atau pun dari intervensi Kedih jantan lain.

Monyet Kedih memiliki perilaku yang unik, salah satunya yaitu suara vokal yang kuat dan tiap-tiap kelompok kedih dapat mengenali anggota kelompok masing-masing dengan suara vokalnya tersebut. Biasanya, pada malam hari sering terdengar suara monyet kedih yang bersaut-sautan guna mengumpulkan para anggotanya setelah mereka menjelajah area hutan.

Dampak terjadinya perusakan hutan di Sumatera menjadikan habitat alami monyet kedih ini mulai terganggu. Jadi, tak heran, jika saat ini beberapa monyet kedih ini terkadang menjelajah untuk mencari makanan sampai ke daerah perkebunan milik penduduk. Bahkan, masyarakat sekitar menganggap monyet kedih sebagai hama perusak.

Sama halnya dengan endemik Sumatera lainnya seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, badak Sumatera, dan orangutan, kedih juga terancam oleh kerusakan habitat. Perusakan hutan untuk penebangan, pulp dan kertas, serta minyak kelapa sawit telah menyebabkan hilangnya populasi kedih sebanyak lebih dari 30 persen dalam 40 tahun terakhir.

Sumatera telah kehilangan hampir 10 persen hutannya dalam delapan tahun terakhir, membahayakan ribuan spesies dan melepaskan simpanan karbon yang besar. Bukan hanya ancaman dari alam saja, manusia sendiri menjadi musuh bagi kelompok monyet Kedih. Namun sekarang ini, IUCN sudah memasukkan spesies presbytis thomasi dalam kategori rentan dan diberi label Red List.

Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga: Yaki, Primata Endemik Hutan Sulawesi yang Doyan Makan Ular

#Teror Monyet Ciliwung #Hutan #Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan Dan Satwa
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan