RAMAH lingkungan adalah topik kampanye yang paling sering digalakkan saat ini. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika banyak UMKM yang turut menerapkan proses ramah lingkungan dalam kegiatan produksinya. Selain turut menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan, barang ramah lingkungan biasanya juga jadi salah satu pertimbangan bagi konsumen.
Salah satu proses eco-friendly yang banyak dijalani oleh UMKM saat ini adalah teknik natural dyeing. Sesuai namanya, ini adalah teknik mewarnai sesuatu dengan bahan-bahan yang didapat di alam. Dilansir dari laman Love to Know, kebanyakan pewarna alami ini berasal dari akar, kayu, buah beri, daun, bunga, kacang, dan biji-bijian. Namun, adapula pewarna yang berasal dari serangga, kerang, dan objek-objek mineral.
Baca Juga:
Jualain Kuliner, Mal Kuningan City Gelar Jakarta Kulinary Edition
Salah satu tanaman yang umum dijadikan pewarna adalah brazil wood dari Asia dan Amerika Selatan. Tanaman ini bisa menghasilkan warna merah, ungu, dan merah muda. Selain itu, bahan lain yang umum digunakan adalah tanaman indigofera yang tumbuh di India, Amerika Tengah, dan Afrika. Seperti namanya, warna ini memberikan tone biru gelap atau indigo.

Selain tumbuhan, hewan juga ada yang menjadi bahan pewarna alami. Hewan itu adalah jenis kerang shellfish. Kerang ini menghasilkan warna ungu. Lalu, bahan-bahan mineral yang memberikan warna menarik adalah hitam besi, kuning krom, dan biru prusia.
Pewarna alami ini banyak digunakan oleh seniman dan perajin tangan pada produk yang mereka jual. Natural dyeing ini mulai populer karena kekhawatiran akan kerusakan lingkungan dan limbah yang dihasilkan oleh pewarna sintesis.
Baca Juga:
Tiga Anggota BLACKPINK Kenakan Pakaian Karya Desainer Indonesia
Sedangkan, pewarna alami tidak membahayakan lingkungan karena bahannya terbarukan. Selain itu, proses natural dyeing juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah terpencil.

Proses natural dyeing ini sendiri cukup panjang. Pertama, bahan-bahan alami ini akan dikumpulkan lebih dulu lalu direndam dalam air selama beberapa jam. Setelah itu, bahan alami tadi akan dipanaskan selama kurang lebih satu jam supaya warna yang diekstrak lebih jelas dan nampak.
Nah, selanjutnya air akan dicampurkan ke pewarna tadi untuk mencapai warna dan volume yang diinginkan. Selanjutnya, perajin hanya perlu mencelupkan kain atau objek pilihannya ke dalam campuran cat alami tadi dan diangkat. Beberapa perajin lebih suka membilas kain setelah pencelupan. Namun, ada pula yang membiarkan cat tadi menyerap dan kering sempurna sebelum dibilas. (mcl)
Baca Juga: