Mutiara Nusa Tenggara Barat

Mengenal Kehidupan Suku Sasak di Desa Sade Lombok Tengah

Muchammad YaniMuchammad Yani - Selasa, 07 Agustus 2018
Mengenal Kehidupan Suku Sasak di Desa Sade Lombok Tengah
Salah satu bangunan di Desa Sade (Instagram@diong_oken)

BAGI kamu yang ingin berwisata di lombok amat sangat disayangkan bila tidak berkunjung ke Desa Sade di Lombok Tengah. Di sana kamu bisa mengenal lebih dalam perkambungan Suku Sasak, suku asli Pulau Lombok.

Lokasinya cukup dekat dari bandara Internasional Lombok cuma 30 menit. Posisinya pun ada di pinggir jalan raya sehingga kamu tak akan kebingungan mencari Desa Sade. Biasanya para pelangcong yang datang dari Kota Mataram menuju Panjai Tanjung Aan akan mampir dulu ke desa ini.

Saat datang ke Desa Sade kamu akan disambut oleh lokal guide. Namtinya ia akan menjelaskan secara terperinci bagaimana kehidupan dan sejarah Suku Sasak. Tak ada biaya masuk ke desa ini, namun kamu harus memberikan uang tip atau donasi seikhlasnya untuk lokal guide.

Bangunan tradisional

Salah satu warga di Desa Sade (Instagram/la66nas)
Salah satu warga di Desa Sade (Instagram@la66nas)

Meski sudah teraliri listrik, bangunan di Desa Sade berbahan dasar alam. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu dan atapnya berasal dari ilalang kering yang disusun rapi. Masyarakat setempat menyebut bangunan itu Bale Tani.

Meski terlihat sederhana, ada banyak filosofi yang dapat diambil dari Bale Tani. Pintu masuk sengaja dibuat rendah agar setiap tamu menghormati pemilik rumah. Ada dua ruangan yakni bale luar dan bale dalam.

Baca juga: Sate Tanjung Primadona Lombok yang Kaya Rempah

Baca juga: Pesona Indah di Gua Bangkang Lombok

Bale luar untuk penerima tamu dan tempat tidur pria. Sedangkan bale dalam adalah ruang tidur perempuan dan tempat melahirkan. Bagi yang ingin masuk ke bale dalam harus melewati tiga anak tangga. Jumlah itu mencerminkan kehidupan yakni dilahirkan, berkembang dan meninggal.

Kain tenun menjadi souvenir khas Desa Sade (Instagram/puspasuparno)
Kain tenun menjadi souvenir khas Desa Sade (Instagram@puspasuparno)

Satu lagi yang cukup unik adalah para warga di Desa Sade menggunakan kotoran kerbau atau sapi untuk mengepel lantai. Mereka percaya kalau kotoran kerbau atau sapi dapat mengendapkan debu dan menghindari nyamuk.

Meski demikian jangan bayangkan rumah tersebut akan mengeluarkan bau. Karena saat kamu masuk ke dalam rumah amu tak akan mencium aroma apa-apa.

Selain Bale Tani bangunan lain di Desa Sade yakni Bale Barugak dan Bale Kodong. Bale barugak adalah tempat pertemuan dan acara pernikahan atau sunatan. Sedangkan Bale Kodong adalah rumah berkapasitas 2 orang yang diperuntukan pasangan muda.

Tradisi unik di Desa Sade

Tiga anak tangga yang mencerminkan kehidupan (Instagram/fanobrott)
Tiga anak tangga yang mencerminkan kehidupan (Instagram@fanobrott)

Ada sekitar 150 kepala keluarga yang mendiami Desa Sade. Seharusnya ada banyak kepala keluarga namun sisanya tinggal di luar perkampungan karena alasan menjaga kelestarian desa.

Tradisi yang menarik dari Desa Sade adalah ketika seorang pasangan muda ingin menikah. Calon pria diharuskan menculik terlebih dahulu pasangannya tanpa diketahui orang tuanya. Si perempuan akan diinapkan selama semalam ke rumah kerabat pria.

Setelah itu di keesokan harinya sang pria ke rumah perempuan dan mengungkapkan niatnya untuk melamar. Barulah setelah itu diadakan pesta pernikahan. Pasangan yang sudah menikah akan tingga di Bale Kodong untuk berbulan madu. (yani)

#Mutiara NTB
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan