KARYA sastra di Indonesia sangat beragam dan ada banyak sekali, masih begitu diminati sejak zaman sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Sejak zaman sekolah kita juga sudah cukup sering dibuat akrab dengan sejumlah karya sastra populer Indonesia. Mulai dari puisi, novel, roman, cerita pendek, naskah drama, dan lainnya.
Namun seiring berkembangnya zaman, muncul karya-karya sastra modern yang memiliki perbedaan cukup signifikan dengan karya sastra klasik. Perbedaan yang paling terasa terdapat pada gaya bahasa dan latar cerita yang diambil seperti pada karya sastra klasik biasanya mengisahkan zaman kerajaan, istana, dan bersifat feodal.
Baca juga:
6 Sastrawan Indonesia dengan Karya Dahsyat yang Diakui Dunia

Kemudian hampir seluruh karyanya juga berbentuk hikayat, dongeng, dan cerita yang sifatnya fantasi. Sebagian besar juga dipengaruhi kesusastraan Hindu dan Arab dengan gaya bahasa yang terasa terikat dan kaku. Isi karya sastra klasik juga disesuaika dengan kondisi masyarakat lama yang mengalami perubahan secara lambat.
Sementara pada karya sastra modern terasa lebih bebas dan tak terikat seperti pada karya puisi yang tak lagi mengisahkan zaman kerajaan dan istana melainkan kondisi hidup sehari-hari masyarakat yang didasarkan pada kisah nyata. Adapun sebagian gaya kesusastraannya dipengaruhi oleh barat.
Baca juga:
Melestarikan Bahasa Batak Lewat Karya Sastra
Namun karya sastra yang populer dikenal oleh masyarakat Indonesia sangat beragam, berikut adalah tujuh di antaranya.
Novel: Siti Nurbaya oleh Marah Roesli

Novel karangan Marah Roesli merupakan salah satu yang ditulis pada angkatan balai pustaka dan menyimpan banyak kritik oleh tradisi serta adat-istiadat yang membelenggu. Cerita utamanya mengisahkan kisah cinta tak sampai antara Siti Nurbaya dan Samsul Bahri.
Roman: Tenggelamnya Kapal van Der Wijck oleh Hamka

Sebagai salah satu karya yang muncul di era pujangga baru. Tulisan Hamka tak lepas dari ciri idealistik dan romantis seperti Tenggelamnya Kapal van Der Wijck. Mengisahkan berakhirnya kisah cinta Zainuddin dan Hayati dengan kematian akibat perbedaan latar belakang sosial pada adat Minangkabau.
Novel: Di Tepi Kali Bekasi oleh Pramoedya Ananta Toer

Karya sastra populer Pramoedya ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah Asuhan oleh H.B. Jassin. Sebagian besar adalah kumpulan cerita pendek dan puisi. Di Tepi Kali Bekasi bercerita tentang perjuangan rakyat Bekasi pada 1945 dalam menghadapi tentara Belanda dan Inggris dengan Farid sebagai tokoh utama.
Baca juga:
Hari Puisi Dunia, Mengapresiasi dan Mendukung Karya Sastra dan Penulisnya
Novel: Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata

Andrea Hirata masuk ke dalam sastrawan angkatan 2000-an. Menulis Laskar Pelangi yang bercerita tentang persahabatan. Pembaca akan diajak mendalami kisah proses hidup yang pantang menyerah dengan penuh keterbatasan. Novel tersebut cukup populer hingga akhirnya diangkat ke layar lebar.
Novel: Ayat-Ayat Cinta oleh Habiburrahman El Shirazy

Seperti Hirata, El Shirazy juga masuk ke dalam sastrawan angkatan 2000-an yang sejumlah karyanya dikenal masyarakat luas. Seperti Ketika Cinta Bertasbih (2007), Dalam Mihrab Cinta (2007), dan masih banyak lagi. Sementara Ayat-Ayat Cinta bercerita tentang kisah bernuansa religi antara Fahri, Aisha, dan Maria.
Novel: Supernova oleh Dewi Lestari

Masih di sastrawan angkatan 2000-an, Dewi Lestari cukup populer melalui karya-karya sastranya seperti Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (2007), Akar (2002), dan Petir (2004). Adapun Supernova merupakan novel berseri yang memiliki tema fiksi ilmiah dengan plot cerita dan alur yang tak mudah ditebak.
Puisi: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia oleh Taufik Ismail

Taufik Ismail populer sebagai sastrawan angkatan 66-70an yang juga banyak dikenal sebagai sastrawan angkatan kontemporer. Angkatan tersebut dimulai kala Mochtar Lubis, pimpinan majalah sastra Horison mulai menerbitkan majalahnya. Adapun karya-karya sastra yang dihasilkan bersifat absurd, surealistik, dan arketip. (waf)
Baca juga:
Peringatan Ulang Tahun Mochtar Lubis, Berikut 4 Karya Monumentalnya!