Mengenal Budaya Panas Pela dari Maluku
MerahPutih Budaya - Pemuda Negeri Galala yang mayoritas penduduknya Kristen dan Negeri Hitulama yang mayoritas penduduknya Muslim, menarikan tarian penyambutan pada prosesi budaya "Panas Pela" di Negeri Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, Selasa (20/10).
Budaya Panas Pela merupakan salah satu identitas masyarakat Maluku yang digelar untuk mempererat tali silaturahmi antara dua negeri atau desa, yang sudah terikat sumpah dan ikrar sebagai saudara oleh para leluhur mereka.
Acara "Panas Pela' biasanya digelar untuk meningkatkan dan mempererat tali silaturahmi antara desa-desa yang memiliki budaya tradisi "Pela-Gandong", sebuah tradisi yang menjalin persaudaraan antara komunitas yang berbeda agama.
Tradisi ini diwarnai dengan nuansa magic tarian cakalelel yang heroik dan mampu menghiptonis warga. Tarian cakalele atau tarian perang ini untuk mengingatkan kembali tali persaudaraan 3 negeri yang berbeda agama di Ambon, Maluku.
Warga Negeri Galala yang mayoritas penduduknya Kristen dan Negeri Hitulama yang mayoritas penduduknya Muslim, mengikuti Ritual Makan Patita atau jamuan makan bersama, pada prosesi budaya "Panas Pela".
Mereka yang mengikuti tradisi Panas Pela ini menggunakan pakaian berwarna putih. Kain putih ini sebagai simbol pemersatu ke tiga negeri. Mereka menemukan kain Gandong yang akan mengikat tali persaudaraan sehingga tidak akan memecah belah mereka.
BACA JUGA: