ADA beragam cara untuk memelihara kekayaan budaya Indonesia. Salah satunya dengan menghadirkan berbagai koleksi kebaya nusantara. Setiap daerah memiliki kebaya khasnya masing-masing. Dan setiap kebaya pun memiliki cerita dan ciri khasnya masing-masing.
Potensi kekayaan kebaya Nusantara ditangkap oleh Pendopo, salah satu unit bisnis Kawan Lama Group, melalui toko yang berlokasi di Mal Living World Alam Sutera dan platform e-commerce ruparupa.com. Toko tersebut menghadirkan koleksi lengkap dan beragam kebaya nusantara dari 30 UKM dan jenama fesyen, mulai dari kebaya tradisional hingga modern.
Tasya Widya Krisnadi, Direktur Pendopo, mengatakan bahwa kebaya lebih dari sekadar pakaian. Kebaya juga memiliki filosofi yang melambangkan kesederhanaan, keanggunan, dan kepribadian pemakainya.
"Tiap-tiap daerah di Indonesia juga memiliki ragam jenis kebaya yang melambangkan nilai dan filosofinya masing-masing. Hal inilah yang memanggil Pendopo untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui berbagai koleksi kebaya nusantara, dari tradisional hingga modern, untuk anak-anak hingga orang tua. Di antaranya Kebaya Bali, Kebaya Encim atau Peranakan, hingga kebaya dengan desain modern yang biasa disebut Kebaya Kartini," ungkapnya, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Jumat (8/7).
Baca juga:

Dulu, kebaya dipandang sebagai pakaian tradisional yang ketinggalan zaman. Namun seiring berkembangnya zaman, sudah banyak kebaya yang modelnya lebih modern dan mengikuti tren. Para perancang juga terus berinovasi untuk membuat kreasi kebaya agar terlihat lebih menarik dan dapat dikenakan oleh semua kalangan. Jenis kebaya modern ini disebut sebagai Kebaya Kartini. Pihaknya menghadirkan koleksi Kebaya Kartini untuk bisa dipakai dan menjawab selera kawula muda.
Untuk tetap menghadirkan nilai-nilai tradisional, pihaknya juga menghadirkan pilihan kebaya tradisional, seperti Kebaya Encim atau Kebaya Peranakan. Kebaya Encim masuk ke Indonesia saat gelombang migrasi penduduk Tionghoa ke Tanah Air meningkat akibat perdagangan. Dengan ciri khas material halus, lengkap dengan sulaman cantik di bagian pinggiran, pada zaman dahulu kebaya ini biasa dipakai oleh perempuan peranakan, yaitu anak perempuan hasil perkawinan perempuan lokal dengan lelaki Tionghoa.
Baca juga:

Selain itu ada juga koleksi kebaya khas Bali. Terlihat mirip dengan Kebaya Jawa, Kebaya Bali memiliki desain yang lebih atraktif dan tidak kalah menarik dengan baju modern. Perbedaan yang paling mencolok terletak pada cara pemakaian selendang.
Pada Kebaya Jawa, selendang digunakan sebagai selempang di pundak. Lain halnya dengan Kebaya Bali, umumnya selendang tersebut ditempatkan dalam kondisi terikat pada bagian pinggang.
Cara pemakaian selendang pada Kebaya Bali tersebut memiliki makna yang sangat penting. Pengikatan selendang merupakan simbol pengikatan nafsu serta perilaku buruk ketika memasuki area pura. Biasanya selendang yang digunakan juga memiliki warna yang kontras dibandingkan warna kain kebaya.
"Kami harap dengan hadirnya berbagai ragam kebaya di Pendopo, semakin mendorong kelestarian kebaya nusantara," tutup Tasya. (and)
Baca juga: