Mengenal 3 Jenis Oat, Serelia Sehat Penuh Serat

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 15 Maret 2019
Mengenal 3 Jenis Oat, Serelia Sehat Penuh Serat
Oat didapat dari biji Avena sativa. (foto: pixabay/markusspike)

MENU sarapan enggak melulu harus nasi atau roti. Kamu bisa menjatuhkan pilihan menu sarapan pada oat atau haver. Bahan makanan jenis serelia atau biji-bijian ini punya nama latih Avena sativa.

Dulu nih, oat lebih banyak dimanfaatkan sebagai makanan kuda. Namun kini, oat jadi pilihan menu makanan kaya serat. Oat mengandung kedua jenis serat yaitu serat larut dan serat tidak larut dengan perbandingan sekitar 50:50. Meskipun enggak punya nilai kalori atau gizi untuk tubuh, serat terbukti bermanfaat lo buat tubuh kamu.

Misalnya nih, serat larut dalam oat bisa mengikat dan membuang lemak jahat atau LDL dalam darah. Sementara itu, kandungan serat tak larut bermanfaat melancarkan buang air besar. Dengan begitu, kamu terhindar dari risiko sembelit. Sistem pencernaan yang baik akan membuat pembuangan racun dari usus besar berjalan lancar sehingga menurunkan risiko terjadinya kanker.

Selain kandungan serat yang baik untuk tubuh, oat juga punya indeks glikemik rendah. Itu berarti oat tidak menyebabkan lonjakan atau penurunan drastis terhadap kadar gula darah ketika dimakan. Itulah mengapa oat sangat baik dikonsumsi penderita diabetes mellitus untuk variasi makanan pokok selain nasi putih.

Makan oat saat sarapan juga dinilai lebih baik ketimbang nasi. Karena indeks glikemik yang rendah dan kandungan serat yang tinggi, oat akan bikin kamu kenyang lebih lama. Dengan begitu, kamu akan terhindar dari mengemil berlebihan sebelum jam makan.

Nah, biar enggak salah pilih oat untuk menu sarapan, kenali dulu deh 3 jenis oat yang dijual di pasaran.

1. Steel-cut oats

steel cut oats
Steel cut oats butuh waktu lama untuk dimasak. (foto: powerhungry.com)


Sebelum bisa dinikmati, biji oat akan diolah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penggunaannya. Untuk jenis steel-cut oats, biji utuh dipotong kasar jadi 2-3 bagian. Pemotongan dilakukan menggunakan mesin baja (steel cutters).

Jika kamu memilih jenis oat ini, pastikan kamu memasaknya cukup lama ya. Tekstur oat jenis ini juga kenyal. Setelah dimasak, bentuk asli oat masih kentara terlihat.

2. Rolled oats

rolled oats
Rolled oats punya bentuk pipih, lebih cepat masak. (foto: pixabay/dessuil)


Sering lihat oat pipih kan? Itulah yang disebut rolled oats. Oat inilah yang sering digunakan untuk menghasilkan produk-produk oat lainnya, seperti muesli, granola, susu oat, cereal bar, dan bubur oat.

Rolled oats dihasilkan dengan mengukus biji oat utuh agar lunak dan mudah dibentuk. Setelah itu, biji oat dipipihkan dengan mesin penggilas (rollers).

Hasilnya, biji oat berbentuk pipih dan tipis. Jika dilihat lagi, bentuknya bulat tak beraturan dan bertekstur. Karena sudah mengalami proses pengukusan dan bentuknya yang pipih, oat jenis ini butuh lebih sedikit waktu untuk dimasak.

Meskipun demikian, saat dimasak, oat ini akan menyerap lebih banyak air. Rolled oats tidak diberi tambahan apa pun dalam proses pembuatannya. Oat jenis ini bisa jadi pilihan ideal untuk sarapan. Bisa dimasak relatif cepat, tekstur bubur yang pas, dan kandungan yang masih alami.


3. Oat instan

oatmeal
Beberapa oat instan diberi tambahan gula dan perisa. (foto: pixabay/bubithebear)


Saat berbelanja di supermarket, kamu akan dengan mudah menemukan oat instan ini. Biasanya sih, oat jenis ini bisa disajikan dengan mudah, semisal cukup diseduh air panas.

Oat instan didapat dari proses panjang pengolahan biji oat. Proses itu meliputi pencincangan biji oat, pengepresan, pemasakan awal, dan pengeringan kembali. Selain itu, ditambahkan juga garam, bahkan beberapa merek juga menambahkan gula, perisa, dan fortifikasi vitamin mineral seperti vitamin A, zat besi, serta kalsium.

Nah, karena ada tambah-tambahan tersebut, kamu mesti berhati-hati saat mengonsumsi oat instan ini ya. Perhatikan label kemasan dengan baik. Terutama untuk mengetahui kadar gula yang terkadung di dalamnya. Jangan sampai, manfaat serat malah tertutup oleh gula berlebih yang enggak sehat.(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan