Mengapa Orang Bisa Tertarik dengan Influencer?

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 24 Februari 2023
Mengapa Orang Bisa Tertarik dengan Influencer?
Para pengikut merasa influencer tersebut berperilaku baik. (Foto: Unsplash/AQVIEWS)

"HALO guys, aku saat ini lagi pakai produk yang bagus banget. Buat kalian yang mau, link-nya ada di deskripsi ya!". Kamu pasti pernah mendengar kalimat tersebut. Biasanya kalimat seperti itu disampaikan oleh para influencer di media sosial.

Di era digital ini, kata influencer sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, khususnya para generasi muda. Mereka biasanya memiliki jumlah pengikut atau subsribers yang banyak dan dipercaya dapat memengaruhi perilaku pengikutnya.

Menurut Psikolog Klinis dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto, alasan masyarkat mengikuti atau menyukai seorang influencer karena dianggap memiliki citra yang baik.

“Berdasarkan social learning theory dari salah satu tokoh psikologi, yaitu Bandura (1977), dijelaskan bahwa salah satu cara individu dalam membentuk sikap dan perilaku mereka adalah dari melakukan modeling terhadap orang-orang yang dianggap sebagai role model,” ucap Kasandra, seperti dilansir Antara.

Baca juga:

Ancaman Nyata dari Influencer Artificial Inteligence

Mengapa Orang Bisa Tertarik dengan Influencer?
Para influencer akan melakukan review terhadap suatu barang. (Foto: Unsplash/Jenny Ueberberg)

Modelling yang dimaksud adalah mengikuti perilaku yang diobservasi menjadi bagian dari dirinya. Dalam hal ini, influencer merupakan seseorang yang cenderung memiliki citra yang baik di mata pengikutnya. Hal ini yang kemudian membuat masyarakat, terutama anak muda, menganggap perilaku yang dimiliki oleh role model tersebut patut ditiru.

Media sosial juga tidak lagi sekadar tempat untuk mengunggah foto atau video, tetapi juga untuk beriklan dan berjualan. Para influencer kini banyak mengunggah konten tentang review sebuah produk. Tak jarang, pengikut pun mudah percaya dan turut membeli produk yang dipromosikan oleh influencer.

Ketika masyarakat mengagumi influencer yang mereka ikuti, maka akan mudah bagi para pengikut untuk percaya dengan produk yang dipasarkan.

Baca juga:

Ketika Anak Ingin Menjadi Influencer, Buka Kondisi Sesungguhnya

Mengapa Orang Bisa Tertarik dengan Influencer?
Media sosial juga bisa digunakan untuk berjualan. (Foto: Unsplash/Maddi Bazzocco)

“Secara psikologis, fenomena influencer dapat dijelaskan dengan teori halo effect. Halo effect dijelaskan sebagai tendensi untuk memberikan kesan positif pada individu lain yang dianggap baik atau menarik secara visual," ungkapnya.

Di sisi lain, Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UI Dicky Chresthover Peluppessy, S.Psi,.M.D.S., Ph.D mengatakan bahwa faktor seseorang membeli atau memakai produk yang dipromosikan oleh influencer adalah karena mereka menganggap influencer tersebut memiliki posisi yang lebih tinggi.

Tak hanya itu, kemungkinan lain adalah masyarakat merasa takut tertinggal atau yang biasa dengan fear of missing out (FOMO). Oleh sebab itu, mereka cenderung mengikuti apa yang dipromosikan oleh influencer tanpa mempertimbangkan kebutuhan maupun kualitas. (and)

Baca juga:

Belajar Jadi Fashion Influencer lewat Game 'Fashion Dreamer'

#Psikologi #Influencer
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan