Dewaruci Sailing Experience

Tiang KRI Dewaruci Patah Saat Arungi Laut Selatan Australia

Muchammad YaniMuchammad Yani - Selasa, 21 Agustus 2018
Tiang KRI Dewaruci Patah Saat Arungi Laut Selatan Australia
KRI Dewaruci (MP/Muchammad Yani)

UMUR KRI Dewaruci tak bisa dibilang muda lagi. Kapal latih bagi taruna Akademi Angkatan Laut itu telah 55 tahun berlayar mengarungi samudera. Terjangan ombak hingga badai telah dilalui KRI Dewaruci untuk mengelilingi dunia.

Seperti pengalaman Heru, kru bagian mesin yang sudah berlayar bersama Dewaruci selama 30 tahun. Di tahun 2013 ia adalah saksi hidup bagaimana ganasnya laut selatan Australia bisa mematahkan salah satu tiang utama KRI Dewaruci.

Kapal Dewaruci yang berlayar di Sungai Musi (MP/Muchammad Yani)
Kapal Dewaruci yang berlayar di Sungai Musi (MP/Muchammad Yani)

Saat itu kapal dengan panjang 58,5 meter tersebut berlayar dalam rangka mengikuti festival di Sydney. Kebetulan KRI Dewaruci tidak lewat jalur biasa.

"Biasanya berlayar langsung ke timur menuju Sydney, tapi ini enggak lewat Samudra Hindia. Lewat Kupang terus ke selatannya Australia," tuturnya sambil mengingat.

Tiang Bima yang pernah patah (MP/Muchammad Yani)
Tiang Bima yang pernah patah (MP/Muchammad Yani)

Sayang, laut tidak bersahabat dengan kapal. Di tengah malam ombak besar menerjang. Saat itu kru sedang beristirahat. Mereka hanya merasa kalau diombang-ambingkan oleh ombak tanpa tahu kondisi di luar kapal.

Hingga akhirnya kru yang berjaga melakukan pengecekan di pagi hari. Tak disangka karena ombak besar tiang Bima patah. Sekadar informasi tiga tiang utama KRI Dewaruci memiliki nama masing-masing yakni Bima, Yudhistira dan Arjuna.

Baca juga: Merasakan Berlayar Bersama KRI Dewaruci, Kapal Legendaris Indonesia

Heru S kru kapal yang sudah 30 tahun berlayar bersama KRI Dewaruci (MP/Muchammad Yani)
Heru S (kanan) kru kapal yang sudah 30 tahun berlayar bersama KRI Dewaruci (MP/Muchammad Yani)

"Patahnya itu larut malam. Enggak ada yang tahu kalau patah. Tahunya ombak besar. Pertama kali pengawas lihat cocornya hilang sama patung-patungnya. Kemudian diurutin tali-talinya ternyata layarnya patah," ujar Heru.

Satu hal yang membuat Heru kagum dengan KRI Dewaruci adalah patahan tiang itu tidak membuat bagian kapal lain rusak. Tiang tersebut hanya bergelantungan di tali-tali di sekitar tiang. Menurut Heru, desain kapal membuat tiang tersebut tak jatuh ke geladak.

KRI Dewaruci yang berlabuh di Tanjung Priok (MP/Muchammad Yani)
KRI Dewaruci yang berlabuh di Tanjung Priok (MP/Muchammad Yani)

"Cuma hebatnya enggak ada yang jatuh jadi enggak membahayakan orang di bawah. Mesin masih optimal. Setelah di Fremantle semua yang menggantung diturunkan," lanjutnya.

Sayang, karena kerusakan tiang, KRI Dewaruci batal mengikuti acara festival di Sydney. Padahal selain tiang kondisi mesin dan bagian lain kapal masih berfungsi dengan baik.

Kini semenjak adanya KRI Bima Suci, KRI Dewaruci sudah tidak lagi ditugaskan untuk mengelilingi dunia. Meski demikian ketangguhan Dewaruci tidak bisa diragukan. (yani)

#KRI Dewaruci #Dewaruci Sailing Experience
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan