Menengok Sejarah Klenteng Tjoe Soe Kong di Tanjung Kait yang Unik

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Senin, 09 Januari 2017
Menengok Sejarah Klenteng Tjoe Soe Kong di Tanjung Kait yang Unik
Bangunan Klenteng Tjoe Soe Kong yang unik di Tanjung Kait. (MP/Widi Hatmoko)

Klengteng Tjoe Soe Kong adalah klenteng tua yang yang dibangun abad-18, atau sekitar tahun 1792 di bibir Pantai Tanjung Kait, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Klenteng ini dibangun oleh warga keturunan Tionghoa Tanjung Kait yang merupakan imigran dari Kabupaten Anxi di Provinsi Hok Kian Cina. Nama lain dari klenteng Tjoe Soe Kong adalah Rong Jia Yi Da Bo Gong Miao.

Klenteng Tjoe Soe Kong yang saat ini menjadi salah satu bangunan cagar budaya di Kabupaten Tangerang ini merupakan bangunan klenteng paling unik. Karena berbeda dengan klenteng-klenteng yang terdapat di beberapa daerah di Pulau Jawa, klenteng ini terlihat lebih sederhana. Pada atap bangunan klenteng ini tidak terdapat patung sepasang naga yang sedang memperebutkan mustika, atau patung burung hong, yang biasanya menjadi ciri khas bangunan klenteng. Namun pagoda yang terdapat di klenteng terebut masih asli, dan belum pernah dibuah dari bentuk dan bangunan awalnya. Bangunan klenteng ini terbuat dari batu bata dan genteng tegel.

Klenteng Tjoe Soe Kong dengan bangunan pagoda yang masih aslinya. (MP/Widi Hatmoko)

Soen Kim (79), salah seorang pengelola Klenteng Tjoe Soe Kong mengungkapkan, bangunan klenteng ini dibuat oleh umat keturunan Tionghoa secara bergotongroyong. Ia juga mengungkapkan, di sekitar kawasan ini dulunya terdapat kebon tebu milik warga keturunan Tionghoa. Para pemilik kebun tebu itulah, kata Soen Kim para pendiri klenteng ini.

"Didirikan oleh umat secara gotong royong. Kalau usia bangunannya sudah hampir 300 tahunan," ujar Soen Kim kepada merahputih.com, Senin (9/1).

Selain kebun tebu, di ekitar bibir Pantai Tanjung Kait ini juga dulunya terdapat kota kecil bernama "Tuasiah". Namun, kota ini sekarang sudah tidak ada akibat tergerus abrsai yang sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Menurut Soen Kim, dulunya, setiap akhir tahun, yaitu antara awal November hingga bulan Desember klenteng ini selalu diperingati oleh warga keturunan Tionghoa di kawasan tersebut. Namun saat ini perayaan itu sudah tidak ada lagi.

#Klenteng Tjoe Soe Kong #Tanjung Kait #Imlek #Cagar Budaya
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan