SEMASA pandemi ini, kita akui bahwa mencuci tangan telah menjadi salah satu kebiasaan manusia setiap harinya. Namun nyatanya, jauh sebelum adanya virus Corona, mencuci tangan telah terbukti dapat menyelamatkan nyawa manusia.
Healthy Newborn Network mengungkapkan, pada 1846, Dr Ignaz Semmelweis menemukan bahwa angka kematian ibu di klinik bersalin meningkat sebesar lima kali karena tidak diberlakukan praktik mencuci tangan. Tak hanya berpengaruh terhadap ibu, kondisi yang tidak higienis juga mengakibatkan setiap tahun setengah juta bayi meninggal di bulan pertama kehidupan mereka.
BACA JUGA:
Mencuci Tangan, dari Saran Medis Kontoversial ke Standar Kesehatan Umum
Kurangnya aspek kebersihan dalam proses persalinan dapat menimbulkan adanya risiko infeksi, baik pada ibu maupun anak. Di seluruh dunia, infeksi sepsis (komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat infeksi) saja dapat menyebabkan 11% kematian ibu dan 7% kematian pada masa neonatal setiap tahun. Neonatal merupakan masa saat bayi baru lahir sampai dengan usia 4 minggu atau 28 hari sesudah kelahiran.
Kurangnya akses dan sitasi dapat berdampak pada meningkatnya infeksi pada bayi baru lahir, secara khusus di negara-negara berkembang. Menurut Unicef, pada 2014, Indonesia termasuk 10 negara dengan angka kematian neonatal tertinggi di dunia. Oleh karena itu, bukan hanya tenaga medis yang dituntut untuk tertib menerapkan kebersihan dengan mencuci tangan, tapi juga lembaga kesehatan, kementerian, dan pemerintah. Pemangku kepentingan harus memastikan ketersediaan fasilitas yang mendukung terciptanya kebersihan, seperti air bersih yang mengalir, toilet, serta wastafel yang dilengkapi dengan sabun untuk pasien maupun tenaga kesehatan.
Dengan begitu, tak lagi bisa kita sangkal bahwa mencuci tangan merupakan cara termurah dan paling mudah untuk membantu menyelamatkan banyak nyawa. Berikut beberapa fakta mengenai pentingnya mencuci tangan.
1. Mencegah penularan penyakit menular pada anak

Dengan mencuci tangan, penyakit menular seperti pneumonia pada anak dibawah lima tahun dapat dicegah dengan mencuci tangan. Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru yang disebabkan karena terjadinya infeksi. Infeksi ini dapat timbul karena adanya bakteri, virus ataupun jamur. Seperti yang telah dijelaskan di atas, mencuci tangan merupakan cara paling ampuh untuk mencegah terjadinya infeksi.
Penyakit ini paling banyak membunuh anak berusia di bawah lima tahun. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit ini dapat memicu komplikasi pada tubuh, seperti infeksi aliran darah hingga penumpukan cairan di rongga pleura.
2. Mengurangi risiko kematian akibat diare

Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mengurangi kematian akibat penyakit diare. Tak tanggung-tanggung, kebiasaan mencuci tangah bahkan mampu menurunkan risiko penularan hingga 50%.
Diare merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan karena infeksi virus, bakteri, maupun parasit yang ditularkan melalui feses. Kuman yang berada di feses penderita dapat mengkontaminasi tangan, makanan, air, atau benda apapun. Tangan ataupun benda yang telah terkontaminasi nantinya dapat menyebabkan permasalahan pada saluran cerna yang masuk melalui mulut.
3. Meningkatkan angka keselamatan ibu

Kurangnya akses terhadap air dan sanitasi pada fasilitas perawatan kesehatan, dapat membuat perempuan enggan melahirkan di fasilitas kesehatan yang telah disediakan. Hal ini menyebabkan perempuan terlambat mendapatkan penanganan. Sebaliknya, kualitas fasilitas kesehatan menjadi salah satu faktor pendorong perempuan untuk tidak melahirkan sendiri di rumah. Dengan begitu, peningkatan fasilitas kesehatan dapat dikategorikan sebagai strategi untuk mengurangi kematian pada ibu.(cit)