Mencicip Kopi Gandja Racikan Jenderal Buwas
BOSAN dengan es kopi susu biasa? Mungkin sudah saatnya Kamu mencoba jenis kopi lain seperti Klepon Latte dan Gandja (Gayo dan Djava) dari Kedai Kopi Jenderal-Kopi Nusantara Buwas, milik Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso alias Buwas
Kopi gandja memang menjadi menu andalan kedai yang resmi dibuka hari ini, Rabu (19/2), tepat di hari ulang tahun Buwas yang ke-60. Gandja di sini tidak ada hubungannya dengan jenis narkoba, sebab sama sekali tidak mengandung daun ganja. Kopi itu merupakan gabungan antara Gayo dan Djava khususnya dari Temanggung.
Baca juga:
Berawal dari Penggerebekan Ladang Ganja
Buwas menceritakan peluncuran kopi Gandja ini bermula dari ketika masih menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) kerap menemukan ladang tanaman ganja di Aceh. Alih-alih ganja, Buwas mendorong untuk pengembangan kopi, mengingat daerah tersebut memiliki ketinggian yang cocok untuk tanaman kopi.
"Ketinggian 1.200 mdpl itu bagus menghadirkan kopi berkualitas. Akhirnya program membuat kopi saya laksanakan di Aceh dengan dibantu teman-teman BNN," kata Buwas, di Kantor Pusat Perum Bulog Jakarta, dikutip Antara.
Setelah berhasil membuat alternatif tanaman ganja menjadi kebun kopi di Aceh, Buwas mencoba untuk mengelola produksi kopi dari petani. Pemberian nama "Kopi Jenderal" tersebut juga bukan tanpa alasan. Buwas yang juga pernah menjabat sebagai Kabareskrim pada 2015 tersebut memiliki pangkat jenderal.
"Secara kebetulan pangkat saya Jenderal. Ketika saya pensiun, bintang tiga dan saya menjadi Jenderal yang membesarkan itu Polri. Makanya di situ saya kasih (logo) bintang tiga," ungkap Buwas.
Sementara itu, Direktur PT Multi Alam Nusantara Yogo Wasono, selaku pengelola Kedai Kopi Jenderal, menjelaskan kopi ini memiliki banyak sekali penggemar karena rasanya yang pekat dari Gayo dan asam dari Temanggung.
"Orang pasti mikirnya sudah negatif kok ganja padahal enggak. Kita mengadakan riset dengan mencampur-campur berapa persen Gayo dan Temanggung nah ketemu lah seperti yang sekarang disuguhkan. Orang rata-rata beli itu yang kopi Gandja," kata Yogo.
Tak hanya sekadar menawarkan kopi-kopi yang banyak ditemui di kedai pada umumnya, Kopi Jenderal menyajikan 51 jenis kopi nusantara pilihan mulai dari Gayo hingga Sulawesi.
Baca juga:
Klepon Latte
Bukan cuma Kopi Gandja, inovasi lain dari kedai kopi Jenderal adalah menu Klepon Latte yang rasanya otentik seperti panganan tradisional berwarna hijau itu. Klepon Latte terdiri dari espresso, susu steam, gula merah dan bahan dari klepon: pandan serta kelapa.
Klepon Latte ini memiliki rasa yang benar-benar unik, perpaduan antara gurih dan manis bercampur jadi satu tanpa menghilangkan rasa kopinya. Bulir-bulir gula merah dan kelapanya pun masih terasa di mulut, begitu juga dengan aroma pandannya. Alhasil, Kamu akan merasakan seperti makan klepon yang sesungguhnya. Klepon Latte ini tersedia dalam dua pilihan, yakni dingin dan panas tergantung selera.
"Klepon itu, kita mengadopsi rasa klepon, kelapa dan pandan. Ini bukan pakai essence. Kita bikin benar-benar kayak bikin klepon, pakai daun pandan yang kemudian kita ambil sarinya dan dijadikan bubuk, gula merah yang benar-benar gula merah bulat itu, bukan yang sirup dan kelapa," papar Yogo.
Kopi lain yang disajikan di kedai kopi Jenderal adalah Es Kopi Susu Jenderal, Caffe Latte, Cappucino, Americano, Mochaccino, Manuel Brew yang bisa dipilih dari 51 jenis kopi nusantara dan minuman non-kopi lain seperti cokelat dan teh.
"Kita ada juga Kopi Lanang yang katanya bisa meningkatkan libido pria. Sebenarnya kami dari tim terus mengadakan riset, apalagi sih setelah Klepon? Kita sudah ada lagi inovasi baru, tapi nanti kita keluarkan bertahap," tutup Yogo.
Harga kopi yang ditawarkan di Jenderal - Kopi Nusantara Buwas berkisar antara Rp27 ribu hingga Rp35 ribu. Kedai kopi ini berlokasi di Lobi Kantor Pusat Bulog, Jakarta dengan jam operasional pukul 06.00-18.00 WIB. (Arb)
Baca juga:
Bukan Cuma Jago Meracik Kopi, Seperti ini Sosok Barista Idaman