MerahPutih.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Heryawan atau Aher menjadi kandidat kuat cawapres pendamping Anies Baswedan.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sebelumnya menyatakan, pihaknya memberikan otoritas penuh kepada Anies Baswedan untuk memilih sendiri cawapresnya di Pilpres 2024.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, Anies Baswedan lebih tepat dipasangkan dengan AHY ketimbang Aher.
Baca Juga:
Bertemu Presiden PKS dan Aher, Anies Belum Bikin Kesepakatan
Menurutnya, AHY masih memiliki tingkat keterpilihan meskipun masih kecil sekira 0,2 persen berdasarkan survei Litbang Kompas. Kendati demikian, level keterpilihan AHY masih lebih baik dibandingkan Aher.
“Hanya ada dua, AHY dengan Aher, maka yang lebih pas dengan AHY. Kenapa? AHY elektabilitasnya masih ada walaupun masih kecil 0,2 persen. Kemarin juga suara Demokrat naik hasil surveinya,” kata Ujang kepada Merahputih.com, Senin (31/10).
Selain itu, Ujang menilai, Aher tidak memiliki elektabilitas yang mumpuni. Apalagi, Aher merupakan kader PKS yang notabene merupakan partai yang tidak disukai oleh lawan politik Anies.
Menurut Ujang, sangat riskan bagi koalisi partai politik (parpol) pengusung jika memasangkan Anies dan Aher. Sebab, mereka bakal menjadi sasaran empuk lawan politik Anies lewat isu radikalisme.
“PKS itu kan partai yang tidak disukai oleh lawan-lawan politik Anies, karena dianggap tanda petik yang rela mendukung radikalisme garis keras dan sebagainya. Jadi kalau pasangannya Anies yaitu Aher, maka lawan politik lebih enak untuk bisa menghajar,” ujarnya.
Baca Juga:
Anies Disambut Aher dan Presiden PKS
“Jadi itu 2 poin yang paling tidak yang memberi kesempatan kans AHY lebih besar dibandingkan dengan Aher,” sambung Ujang.
Terlebih, kombinasi antara dua parpol nasionalis, NasDem-Demokrat juga dapat memberikan keuntungan elektoral bagi Anies.
“Jadi sebenarnya sudah tepat ketika misalkan yang mengusung Anies kemarin itu NasDem bukan PKS, karena NasDem partai nasionalis," tuturnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini menyatakan, tanpa elektabilitas, sulit bagi Aher untuk disandingkan dengan Anies. Sebab, elektabilitas menjadi kunci kemenangan di Pilpres 2024.
“Aher sulit, elektabilitasnya nol, susah. Bagaimana bisa menang jika disandingkan dengan Anies jika elektabilitasnya nol,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ujang mengatakan, koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS harus mengalkulasi secara matang untuk mencari pendamping Anies.
"Jadi sekali lagi pilihannya cuma dua, ya saya sih melihat AHY lebih berpeluang,” tutup Ujang. (Pon)
Baca Juga:
Anies Bakal Temui Petinggi PKS, Demokrat Beri Dukungan