Membaca Relief Borobudur yang Berkisah Tentang Penderitaan Manusia

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 19 Maret 2019
Membaca Relief Borobudur yang Berkisah Tentang Penderitaan Manusia
Relief pada Candi Borobudur. (Foto: Pixabay/pvdberg))

BOROBUDUR tak hanya sebagai destinasi wisata paling diburu di Indonesia. Situs warisan dunia itu merupakan peninggalan penting dan berharga bagi bangsa Indonesia. Borobudur merupakan monumen Buddha terbesar di dunia.

Selain keindahan bangunannya, lalu apa yang dapat kita pelajari dari Borobudur? Salah satunnya yaitu melihat cerita dalam relief Borobudur yang sungguh luar biasa.

Bagian dari relief Lalitawistara di Candi Borobudur bertutur tentang penderitaan manusia karena sakit. Mereka dijumpai Sidharta Gautama dalam perjalanan keluar istana dengan kemegahan dan kehidupan yang serba berkecukupan.

1. Orang-orang menderita yang dijumpai Sidharta

Candi Borobudur. (Foto: Pixabay/astama81)
Candi Borobudur. (Foto: Pixabay/astama81)

Kisah di panel 57 relief itu diketahui umum menjadi bagian yang menggugah Sidharta melakukan pencarian pemaknaan jalan hidup, mengantarnya menjadi petapa, dan kemudian beroleh pencapaian kesempurnaan tertinggi sebagai Sang Buddha Gautama.

Salah satu di antara 120 panel Lalitawistara di lorong pertama tingkat tiga di bagian barat Candi Borobudur tersebut, tentang seseorang berbadan kurus berposisi duduk.

Tentu saja tidak ada narasi tertulis di panel tersebut, namun beberapa sumber menyebut laki-laki berbadan kurus dalam panel itu menderita suatu penyakit.

Ia dikisahkan sebagai salah satu di antara sejumlah wajah penderitaan manusia yang dijumpai Sidharta.

2. Belum ada penjelasan spesifik tentang sakit dalam gambaran relief

Relief orang buta pada Candi Borobudur. (Foto: Pixabay/pvdberg)
Relief orang buta pada Candi Borobudur. (Foto: Pixabay/pvdberg)

Seorang pemandu dari Balai Konservasi Borobudur Mura Aristina menyebut sosok penderitaan manusia lainnya dalam Lalitawisatara, yakni orang buta membawa tongkat dipandu anak kecil dan orang terbaring meninggal dunia.

"Dalam berbagai buku budhis, belum pernah saya menemukan penjelasan spesifik sakit apakah orang yang digambarkan di relief tersebut," kata Mura kepada Antara.

Kisah tentang orang sakit dan upaya pengobatan kepada orang sakit juga bisa ditemui di relief Karmawibhangga Candi Borobudur.


3. Borobudur sebagai tempat peringatan Hari Tb Sedunia

Candi Borobudur. (Foto: Pixabay/mmk58)
Candi Borobudur. (Foto: Pixabay/mmk58)

Kawasan Borobudur dijadikan tempat peluncuran awal peringatan Hari Tb (Tuberkulosis) 2019, tepatnya di Taman Lumbini, pekan lalu. Di sana dilakukan juga pameran edukasi TBC A Story of Hope.

Lalu apa hubungannya Borobudur dengan Tb?

Pemilihan terhadap Candi Borobudur sebagai tempat peluncuran awal peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tahun ini tentunya bukan tanpa alasan. Selain merupakan berlatar kemegahan bangunan fisik peninggalan abad ke-8, masa pemerintahan Kerajaan Syailendra itu, juga berhubungan dengan gambaran pada reliefnya.

Pemaknaan atas relief orang sakit di candi dengan tatanan dua juta batu andesit itu diharapkan menggugah semangat masyarakat global untuk melanjutkan perang melawan penyakit TBC. Hari Tb Sedunia diperingati setiap 24 Maret. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Dari Air hingga Udara, ini 15 Destinasi Wisata Petualangan Terbaik Versi Kemenpar

#Candi Borobudur #Wisata Jawa Tengah
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan