Meluruskan Makna Samin Lewat Festival Budaya

Rina GarminaRina Garmina - Selasa, 19 Desember 2017
Meluruskan Makna Samin Lewat Festival Budaya
Perempuan Samin. (Foto: ANTARA/Agus Sudarmojo)

JULUKAN lugu kerap diberikan kepada orang Samin. Suku yang dahulu gemar mengisolasi diri ini tersebar di Jawa Tengah, dengan konsentrasi terbesar di Blora.

Saking lugunya, mereka bahkan baru tahu Indonesia sudah tidak dijajah Belanda pada 1970. Orang Samin yang ada saat ini adalah keturunan para pengikut Samin Surosentiko, sang pencetus ajaran Samin. Ajaran ini mengobarkan semangat sedulur sikep.

Bentuk-bentuk ajarannya antara lain menolak membayar pajak dan menjalankan aturan yang dibuat pemerintah Belanda dan Jepang pada masa penjajahan.

Hingga saat ini, orang Samin masih dicap sebagai orang lugu yang tidak suka mencuri serta menolak membayar pajak. Faktanya, mereka sudah tidak seperti itu lagi.

Untuk membuang stigma ‘nyamin’ alias acuh tak acuh, Komunitas Samin di Dusun Jepang akan mengadakan sarasehan saat Festival Samin berlangsung. Sarasehan bakal diadakan pada 21 Desember malam.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Suanto, menjelaskan sarasehan akan membahas prinsip hidup dan perjuangan Ki Samin Surosentiko saat melawan penjajahan kolonial Belanda.

“Warga dan pihak luar harus tahu bahwa samin bukan mengandung konotasi ‘nyamin’ atau acuh tak acuh,” ujarnya seperti dikutip ANTARA.

Festival Samin juga telah menjadi agenda tahunan untuk menambah agenda pariwisata berbasis budaya di Bojonegoro. (*)

Simak berita lain mengenai Bojonegoro pada artikel Pemda Bojonegoro Berencana Tanam Mangrove di Bengawan Solo.

#Suku Samin #Festival Samin #Bojonegoro
Bagikan
Ditulis Oleh

Rina Garmina

Cooking Mama :)
Bagikan