GEDUNG itu memanjang menyerupai perahu pinisi, perahu tradisional dari Sulawesi Selatan. Tata letak jendelanya diatur sedemikian rupa. Andra Martin, sang arsitek gedung, merancangnya menyerupai not balok dalam lagu Rayuan Kelapa anggitan Ismail Marzuki.
Itulah Gedung Panjang di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Gedung baru ini menjadi bagian dari proyek revitalisasi TIM. Di gedung ini terdapat Perpustakaan Umum Daerah (Perpumda) Jakarta dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang juga berbentuk perpustakaan.
Sebelum revitalisasi, dua perpustakaan ini menempati gedung tersendiri. Perpumda di bagian depan TIM bersisian dengan Galeri Cipta II yang sekarang sudah dirobohkan, sedangkan PDS HB Jassin agak menjorok ke dalam TIM, dekat Teater Besar.
Perpumda Jakarta di TIM merupakan bagian dari Perpumda Nyi Ageng Serang di Kuningan, Jakarta Selatan. Bedanya, buku-buku di Perpumda TIM terbitan baru, sedangkan di Perpumda Kuningan terbitan lawas. Penulis pernah mengunjungi kedua perpustakaan itu sebelumnya. Pengunjungnya relatif sepi. Bahkan suhu di dalam Perpumda di Kuningan cukup panas lantaran AC dimatikan.
Baca juga:

PDS HB Jassin dulu sempat morat-marit karena kekurangan dana perawatan. APBD DKI Jakarta pada 2011 hanya menyediakan anggaran Rp50 juta setahun untuk PDS HB Jassin. Karuan kebijakan ini menggerakkan sejumlah pecinta sastra untuk membantu PDS HB Jassin lewat gerakan #koinsastra.
"Koinsastra adalah wujud cinta dan kepedulian rakyat Indonesia terhadap masa depan peradaban bangsanya," kata Krishna Pabichara, penggagas gerakan tersebut kepada penulis suatu hari.
PDS HB Jassin tak jadi tutup. Keberadaannya masih dianggap penting pada tiap zaman. Meski begitu, fasilitas di dalamnya mengenaskan. Tak ada katalog mutakhir. Penelusuran data dilakukan secara manual hingga makan waktu. Kondisi fisik bangunan juga sudah tak layak lagi untuk menyimpan harta karun berharga dunia sastra.
Sekarang kondisi Perpumda TIM dan PDS HB Jassin telah berubah. Keduanya diresmikan ulang pada 7 Juli 2022 dan berada dalam satu gedung di Lantai 4-7 Gedung Panjang. Fasilitasnya serba mutakhir. Tak hanya katalog koleksi yang terhubung lewat internet, Perpumda TIM juga menyediakan berbagai ruang untuk kebutuhan pemustaka. Antara lain ruang multifungsi, ruang permainan anak, bilik cerita, ruang baca privat, ruang podcast, ruang komputer, ruang koleksi kejakartaa, dan ruang coworking space.
"Jadi kita punya dua bilik bermain, satu indoor, satu lagi outdoor, jadi selama orangtua membaca, anak bisa bermain," kata Irfan, Humas Perpumda TIM, seperti dikutip Antara (12/7).
Pengelola juga menambahkan koleksi mutakhir Perpumda TIM dan PDS HB Jassin. Saat ini terdapat 138 ribu koleksi di Perpumda TIM dan 4.395 koleksi di PDS HB Jassin. Khusus PDS HB Jassin, koleksinya pun mulai tersedia secara digital di laman https://koleksiperpus.jakarta.go.id/hbjassin/opac/
Baca juga:

Banyak pemustaka merasa senang dengan wajah baru dua perpustakaan tadi. "Saya berkunjung ke Perpustakaan Jakarta untuk mengerjakan tesis. Untuk suasana, saya mendapatkannya. Hanya saja harus terbiasa dengan suara berisik dari sekitar. Semoga Pemda Jakarta dapat membenahi masalah ini," kata Muhammad Romli, mahasiswa pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Romli juga menyempatkan diri mengunjungi PDS HB Jassin yang letaknya satu lantai dan bersebelahan dengan Perpustakaan Jakarta. Dia datang untuk mengikuti seminar dan pameran tentang Chairil Anwar, penyair besar Indonesia yang tahun ini diperingati 100 tahun kelahirannya.
Romli mengaku terkesan dengan layanan petugas PDS HB Jassin. "Mereka senang membantu pengunjung," kata Romli.
Wajah baru dua perpustakaan ini diharapkan ikut menghidupkan budaya literasi masyarakat Jakarta. Di tengah zaman digital, perpustakaan belum kehilangan arti pentingnya. Perpustakaan masih punya masa depan.
"Ketika kita sedang menyusun perpustakaan, nanti kita bangun jangan perpustakaan masa lalu, kita bangun perpustakaan masa depan," kata Anies Baswedan, Gubernur Jakarta, di hadapan awak media ketika meresmikan ulang dua perpustakaan tersebut (7/7).
Untuk kamu yang ingin mengunjungi dua perpustakaan ini, kamu harus registrasi dulu di laman perpustakaan.jakarta.go.id. Kuotanya terbatas lho. Hanya 300 orang per hari. Jadi jangan sampai kehabisan. (dru)
Baca juga: