Teknologi

Melestarikan Warisan Budaya Lewat Metaverse

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Senin, 08 Agustus 2022
Melestarikan Warisan Budaya Lewat Metaverse
Salah satu pendekatan baru terhadap generasi muda. (Foto: Unsplash/Barbara Zandoval)

ADA beragam cara untuk melestarikan budaya Indonesia, salah satunya lewat teknologi metaverse yang kian marak di era digital ini. Hal tersebut direalisasikan oleh PT Batik Semar bersama dengan perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) WIR Group.

"Batik Semar sebagai salah satu pelestari warisan budaya bangsa Indonesia selalu berupaya menyesuaikan diri dengan setiap perubahan, termasuk di era digital yang berkembang pesat. Kami ingin menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat berpadu serta sejalan di era digital tanpa batas sekarang ini," kata CEO Batik Semar, Ardianto Soewono, dilansir ANTARA, Minggu (7/8).

Menurut Ardianto, langkah ini bukan hanya dapat menjaga dan melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa, namun juga melihat berbagai potensi lain yang dapat dikembangkan melalui teknologi digital seperti metaverse.

"Kami melihat potensi terbukanya kesempatan pemasaran yang lebih luas serta ruang-ruang kreasi untuk penciptaan ekonomi baru," tuturnya.

Baca juga:

Meta Platform Punya Banyak Saingan di Jagat Metaverse

Melestarikan Warisan Budaya Lewat Metaverse
Batik, salah satu warisan budaya Indonesia. (Foto: Unsplash/Mahmur Marganti)

Pihaknya juga telah mengekspor batik dan kerajinan tangan ke AS, Eropa, dan beberapa negara Asia.

"Dalam jangka panjang, melalui kehadiran kami di metaverse, kami berharap Batik Semar dapat menjadi sebuah entitas yang berbudaya dan bercirikan Indonesia, dan bahkan bisa menjadi sebuah identitas bangsa yang dapat diterima secara lebih luas oleh masyarakat dunia," ujarnya.

Sebelum metaverse, pihaknya juga memadukan warisan budaya dengan teknologi non-fungible token (NFT). NFT Batik Semar ini diklaim menjadi NFT batik pertama di Indonesia.

Melalui metaverse, PT Batik Semar berharap dapat memperkuat bisnis yang telah dibangun selama ini serta membawa lebih banyak manfaat bagi masyarakat, terutama para perajin batik dan pegiat seni lainnya.

Saat ini, Batik Semar yang berdiri sejak 1947 memiliki sekitar 30 perajin batik in-house dan lebih dari 30 perajin plasma yang tersebar di Surakarta, Cirebon, Pekalongan, dan Madura.

Baca juga:

"Jakarta Metaverse" Bangkitkan Kolaborasi Lintas Sektor Kreatif

Melestarikan Warisan Budaya Lewat Metaverse
Pihaknya juga memadukan warisan budaya dengan teknologi non-fungible token (NFT). (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Di sisi lain, Chief Marketing Officer WIR Group Gupta Sitorus menekankan komitmennya untuk selalu mendukung dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

"Kami bangga dapat mendukung entitas bisnis yang mengusung budaya lokal melalui teknologi digital metaverse yang kami kembangkan. Merupakan komitmen kami untuk selalu mendukung hadirnya produk seni budaya dan warisan budaya Indonesia dalam dunia digital," ujar Gupta.

Upaya melestarikan warisan budaya Indonesia pun diharapkan menjadi langkah tepat, terutama untuk membangun relevansi dan kedekatan ke generasi muda seperti Gen Z.

"Mereka banyak ikut mempromosikan budaya dengan menciptakan tren melalui platform digital seperti sosial media yang menjadi tempat alternatif menyampaikan pendapat dan mengekspresikan diri serta kreativitas," tutupnya. (and)

Baca juga:

Bagaimana Tren Metaverse di Masa Depan?

#Lipsus Agustus Adat Indonesia #Teknologi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan