IKUTI jejak Tiongkok dan Jepang, Korea Selatan sekarang menjadi ekonomi besar Asia ketiga yang menjanjikan netralitas karbon.
Melansir laman The Guardian, Moon Jae-in, Presiden Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Selatan adalah salah satu negara dengan ekonomi yang paling bergantung pada bahan bakar fosil. Namun akan secara aktif menanggapi keadaan darurat iklim bersama komunitas internasional dan mencapai netralitas karbon pada 2050.
Baca Juga:

Moon berjanji untuk mengakhiri ketergantungan negaranya pada batu bara dan menggantinya dengan energi terbarukan sebagai bagian dari Green New Deal. Yang merupakan rencana bernilai miliaran dolar untuk berinvestasi dalam infrastruktur hijau, energi bersih, dan kendaraan listrik.
Deklarasi ini merupakan sebuah langkah besar menuju kemenangan bagi para pecinta lingkungan yang sudah lama mengkampanyekan isu krisis iklim. "Korea Selatan akhirnya selangkah lebih dekat untuk menyelaraskan dirinya dengan jalur pengurangan yang sesuai dengan tujuan kesepakatan iklim Paris." ucap Joojin Kim, direktur pelaksana LSM Solutions for Our Climate yang berbasis di Seoul, dalam sebuah pernyataan.
United Nations sangat senang mendengar kabar ini. "Ini adalah langkah yang sangat positif ke arah yang benar setelah Green New Deal Korea yang diumumkan pada bulan Juli," ucap Stéphane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal UN.
Sekretaris Jenderal sekarang menantikan langkah-langkah kebijakan konkret yang akan diusulkan dan dilaksanakan oleh Korea Selatan. Ini termasuk menyerahkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution) yang telah direvisi. NDC ini lebih ambisius dan konsisten dengan komitmen barunya terhadap netralitas karbon pada tahun 2050, tepat pada konferensi perubahan iklim PBB berikutnya, yang dijadwalkan tahun depan.
Baca Juga:

Para pegiat lingkungan walau senang, mereka juga menekankan bahwa akan membutuhkan komitmen dan usaha besar untuk merealisasikan hal ini.
Menurut Solutions for Our Climate, Korea Selatan bergantung pada batu bara untuk sekitar 40% dari pembangkit listriknya, dengan energi terbarukan kurang dari 6%. Saat ini, masih ada tujuh unit pembangkit listrik tenaga batu bara yang sedang dibangun. Mereka juga merupakan salah satu dari tiga pemberi dana publik teratas untuk proyek pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri, kebanyakan di Asia.
Mengutip Barrons yang mendapatkan artikel dari AFP, Joojin mengatakan bahwa, "Net-zero 2050 tidak dapat dicapai tanpa perubahan mendasar dalam kebijakan energi Korea Selatan." Korea Selatan harus segera menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru, dan mulai mengganti armada batu bara yang ada dengan pasokan energi terbarukan.
Sebelumnya, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga juga telah berjanji akan membuat negaranya menjadi netral karbon dalam 30-40 tahun kedepan. Indonesia sebagai salah satu penyumbang emisi terbesar di dunia kapan ya? (lev)
Baca Juga: