Hari Buruh Internasional

May Day “Zaman Now” Tak Harus Andalkan Pengerahan Massa

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 01 Mei 2018
May Day “Zaman Now” Tak Harus Andalkan Pengerahan Massa
Aksi May Day 2017 (MP/Rizki Fitrianto)

MerahPutih.com – Labor Institute Indonesia atau Institut Pengembangan Kebijakan Alternatif Perburuhan menilai, peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada Selasa, (1/4) besok sebaiknya dirayakan dengan melakukan Kegiatan “Zaman Now” atau “kekiniaan”.

"Perayaan Hari buruh tersebut dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat bagi buruh dan keluarganya, yang sifatnya sosial, seperti donor darah, sunatan massal, bakti sosial dan aneka perlobaan," kata Sekretaris Eksekutif, Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga kepada MerahPutih.com, Senin (30/4).

Selain itu, kata Andy, pagelaran panggung demokrasi dengan menyediakan tempat untuk orasi menyuarakan aspirasi buruh juga perlu disediakan, disertai dengan pagelaran musik perjuangan buruh.

"Hari buruh tidak harus diperingati dengan pengerahan massa yang disatu sisi dapat mengganggu kepentingan pengguna fasilitas publik seperti jalan raya," ujarnya.

Hari buruh dalam sejarahnya dimulai ketika 50 ribu kelas buruh yang tergabung dalam organisasi buruh “Knights Of Labor” yang merupakan bagian dari Federasi Serikat Buruh Amerika Serikat yang bercita-cita menghentikan dominasi kelas borjuis yang melakukan pemerasan terhadap buruh dengan jam kerja yang panjang.

Sehingga puluhan ribu buruh yang melakukan aksi mogok dan turun ke jalan pada tanggal 1 Mei 1886 menuntut pengurangan jam kerja menjadi 8 jam kerja per hari. Aksi tersebut dilakukan buruh, juga bersama isteri dan anak- anaknya.

Untuk itu, Labor Institute Indonesia menyarankan agar Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi perayaan hari buruh tersebut dengan menyediakan tempat khusus, berupa penyediaan tempat untuk bakti social seperti donor darah, sunatan massal, panggung demokrasi dan pagelaran musik yang dapat memberikan arti positif.

Aksi buruh pada May Day
Dokumentasi aksi buruh saat May Day. (MerahPutih/Rizki Fitrianto)

"Dalam panggung demokrasi tersebut diharapkan kehadiran para pejabat negara atau pejabat daerah untuk mendengarkan aspirasi para buruh tersebut," tuturnya.

Dia pun mencontohkan, panggung Demokrasi yang disediakan atau disiapkan oleh pemerintah digunakan untuk menyuarakan atau mengkritisi kebijakan paket ekonomi yang diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo yang belum menyentuh hakekat decent work atau pekerjaan layak.

"Dimana pemerintah Indonesia telah menyepakatinya dalam bentuk Decent Work Country Program (DWCP) bersama dengan organisasi buruh Internasional (ILO) dengan 4 pilarnya yaitu Penciptaan lapangan kerja, Jaminan Sosial, Hak-hak dasar ditempat kerja, dan Sosial Dialog," ucapnya.

Andy melanjutkan, panggung demokrasi juga dapat digunakan untuk menyuarakan Buruh yang terjebak dalam ketimpangan pendapatan karena rendahnya upah dan tingkat pendidikan. Hal tersebut menurutnya, dikarenakan buruh tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya lantarab pendapatan yang sangat minim.

Buruh Indonesia harus memiliki peluang untuk melepaskan diri dari ketimpangan. Misalnya melalui perbaikan pendidikan atau hasil dari investasi sulit dilakukan karena sudah terjebak dalam situasi yang membuat mereka timpang, dengan pendapatan yang sangat pas-pasan, atau bahkan kurang.

"Jadi yang dilakukan bukan hanya sekedar aksi yang disatu sisi dapat ditunggangi oleh kelompok mafia politik yang memanfaatkan hari buruh ini untuk kepentingan-kepentingan politik sesaat yang sifatnya oportunis, yang tentu saja dapat menghilangkan hakekat sakral dari hari buruh tersebut," katanya menambahkan.

Berbeda dengan Labor Institute Indonesia, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto untuk mencalonkan diri di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pada peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 2018.

Tuntutan buruh saat May Day
Buruh anggota KSPI (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya)

"Di Hari Buruh Internasional, seluruh dunia akan menyaksikan semua buruh Indonesia akan mendeklarasikan Bapak Prabowo Subianto sebagai calon yang diusung pada Pemilihan Presiden 2019," kata Presiden KSPI, Said Iqbal.

Pihak KSPI menginginkan presiden di periode mendatang untuk memenuhi sejumlah tuntutan antara lain pengupahan yang layak, penghapusan outsourcing dan memulangkan tenaga kerja asing asal China.

Sementara itu, Prabowo dalam kesempatan yang sama memuji dukungan dari pihak buruh tersebut untuk mencalonkan dirinya di pemilihan presiden yang akan datang.

"Kalian telah memutuskan memberi kepercayaan kepada saya untuk maju sebagai calon presiden Republik Indonesia di 2019 yang akan datang. Bagi saya, mendapat kepercayaan dari golongan buruh adalah suatu kehormatan yang sangat besar. Ini adalah dukungan yang sangat penting. Ini adalah suatu kekuatan bagi perjuangan hidup saya," ujarnya.

Prabowo mengatakan siapa pun yang memimpin negara Indonesia di masa akan datang memiliki tugas untuk melindungi segenap rakyat Indonesia. "Rakyat Indonesia harus aman tidak boleh khawatir akan masa depan, tidak khawatir tentang pekerjaan, dan memiliki hidup yang layak," tuturnya.

Menurut dia, negara Indonesia yang dicita-citakan para pendiri Indonesia adalah negara kesejahteraan bukan negara konglomerasi. Dengan demikian, seluruh warga Indonesia harus memiliki kehidupan yang layak dan sejahtera, yang bukan hanya dinikmati oleh golongan tertentu atau segelintir orang.

Presiden KSPI Said Iqbal
Ketua Umum KSPI Said Iqbal di Jakarta (Foto Facebook)

"Saya akan berjuang untuk kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia," tegas mantan Danjen Kopassus itu.

Prabowo menyebut pemerintah Indonesia seharusnya mengutamakan tenaga kerja dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus mengurangi pengangguran di Tanah Air.

"Bukan kita antiasing, kita butuh tenaga kerja dengan kemampuan asing tapi kita utamakan rakyat kita," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, masih banyak rakyat Indonesia yang belum memiliki pekerjaan yang layak. Untuk itu, kesempatan kerja harus diberikan secara luas bagi warga Indonesia.

"Rakyat kita banyak belum mempunyai pekerjaan yang baik dan layak. Karena itu, perempuan kita terpaksa jadi pembantu di negara-negara lain, mereka meninggalkan suami, anak dan keluarga untuk mengirim uang ke kampungnya. Masak demikian kita izinkan tenaga kerja asing masuk," ujarnya.

Negara Indonesia, lanjut Prabowo memang harus bersahabat dengan negara asing namun harus juga menjaga kepentingan dan kesejahteraan segenap rakyat Indonesia serta waspada agar kekayaan alam tidak dieksploitasi bangsa lain.

Menurut dia, rakyat Indonesia harus dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi pekerjaan-pekerjaan dengan keahlian yang dibutuhkan untuk membangun bangsa. Dengan demikian, negara Indonesia dapat menggunakan sumber daya manusia dalam negeri untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja yang terampil.

"Kalau rakyat kita tidak mampu kewajiban kita pemimin negara Indonesia untuk membuat rakyat kita mampu. Kalau rakyat tidak pintar kewajiban pemimpin negara ini untuk membuat rakyat pintar," tegas dia.

KSPI juga akan menyuarakan salah satunya pencabutan Perpres Nomor 20 Tahun 2018 yang mengatur mengenai Tenaga Kerja Asing (TKA) pada peringatan hari buruh internasional 1 Mei 2018. Pasalnya, menurut
Presiden KSPI Said Iqbal, Perpres ini bisa menambah kendala masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan di negerinya sendiri.

may day
Dokumentasi aksi buruh saat May Day. (MerahPutih/Rizki Fitrianto)

Di sisi lain, menjelang peringatan Hari Buruh atau May Day yang jatuh pada 1 Mei, besok Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia (KRPI) bakal mendeklarasikan diri di depan Istana Negara.

“Pada tanggal 1 Mei 2018, kami akan mendeklarasikan diri dalam satu wadah organisasi yang bernama Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia. Kebetulan sekitar 50 ribu (yang akan hadir),” kata Ketua KRPI, Rieke Diah Pitaloka.

KRPI merupakan organisasi gabungan dari beberapa kelompok serikat pekerja Indonesia berbagai sektor. Rieke menyebut beberapa kelompok serikat pekerja yang bergabung.

Di antaranya adalah Federasi Pekerja Pos dan Logistik Indonesia (FPPLI), Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) bidang Perbankan, Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI) bidang garmen dan hotel, Federasi Pekerja Pelabuhan Indonesia (FPPI), dan Komite Nusantara Aparatur Sipil Negara (KNASN).

Rieke juga menyampaikan KRPI akan melakukan karnaval budaya mulai dari Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat sampai ke Istana Negara dengan iringan musik tradisional. Selain itu, Rieke mengatakan KRPI telah membuat maklumat yang akan ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kesejahteraan pekerja. Maklumat tersebut dinamakan ‘Panca Maklumat Rakyat Pekerja’.

Berikut kelima maklumat KRPI kepada Jokowi yang akan disampaikan saat deklarasi adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Indonesia sebagai negara industri berbasis pada riset nasional, sehingga kita memiliki blue print pembangunan negara industri hulu-tengah-hilir. Dimana pekerja rakyat menjadi subjek dari pembangunan industri Indonesia.

2. Sungguh-sungguh mewujudkan trilayak rakyat pekerja. Kerja layak, upah layak, dan hidup layak. Termasuk beberapa persoalan soal Tenaga Kerja Asing dan sebagainya itu sudah ada di dalam trilayak rakyat pekerja.

3. Kami meminta agar Bapak Presiden Jokowi bersungguh-sungguh mewujudkkan lima jaminan sosial bagi seluruh rakyat pekerja di sektor apapun. Ini perintah konstitusi dan dua Undang-Undang.

4. Kami memberikan mandat kepada Bapak Presiden Jokowi agar memberikan keadilan kepada para pekerja pelayan publik yang bekerja di pemerintah pusat dan daerah. Yang telah mengabdi bertahun-tahun dengan status yang tidak jelas, penghadilan juga tidak jelas, dan tanpa proteksi. Sehingga kami meminta agar ada keadilan untuk diangkat sebagai pegawai tetap negara. Dan kami mendesak agar revisi UU Aparatur Sipil Negara (ASN) ini disahkan pada tahun 2018.

5. Kami memberikan mandat kepada Bapak Presiden Jokowi untuk menyelamatkan aset negara, mengembalikan tata kelola BUMN seduai dengan perintah konstitusi dan UUD 1945 yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat bangsa dan negara. (Pon)

#Hari Buruh #May Day
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Bagikan