MerahPutih.com - Kasus COVID-19 di Indonesia cenderung mengalami kenaikan beberapa hari terakhir. Penambahan kasus COVID-19 pada Rabu (3/11) lebih dari 800 kasus. Sedangkan pada Selasa (2/11) penambahan kasus mencapai 612.
Masyarakat diimbau tidak euforia dan mengabaikan protokol kesehatan jelang Natal dan Tahun Baru.
"Situasi ini karena sebagian besar masyarakat kita masih belum divaksin, membuat kondisinya masih sangat rawan,” ujar Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman, Kamis (4/11).
Baca Juga:
Angka Penambahan COVID-19 Konsisten Turun, Jokowi Curi Perhatian Biden
Dicky mengibaratkan kondisi pandemi saat ini seperti dahan dan kayu kering yang rawan terbakar. "Masyarakat harus benar-benar disiplin supaya kita enggak mengalami situasi yang buruk lagi,” katanya.
Selain itu, Indonesia perlu belajar dari pengalaman Singapura yang terlalu awal melakukan pelonggaran aktivitas masyarakat dan berakibat fatal.
"Yang rugi kita sendiri, lebih baik kita bertahan, sedikit bertahap melakukan pelonggaran, tidak tergesa-gesa, tetap terukur, tetap sabar menunda aktivitas liburannya dalam kota dulu, seperti itu dilakukan,” jelas dia.

Satgas COVID-19 akan membuat kebijakan demi mencegah ledakan kasus COVID-19 selama libur nataru disesuaikan dengan perkembangan kasus. Khususnya pergerakan orang di berbagai lokasi seperti lokasi wisata, pertokoan, dan tempat peribadatan.
"Kemudian memperkuat vaksinasi dan protokol kesehatan,” ujar Jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito.
Baca Juga:
PTM Timbulkan Klaster COVID-19 di Sekolah, Begini Reaksi Kemenkes
Kepada masyarakat luas diminta untuk mematuhi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu, dia juga meminta agar tempat-tempat wisata dibuka secara terbatas pada periode Nataru sebagai upaya untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan COVID-19. (Knu)