Masjid Merah Panjunan, Jejak Migrasi Bangsa Arab di Cirebon

Zahrina IdzniZahrina Idzni - Minggu, 19 Maret 2017
Masjid Merah Panjunan, Jejak Migrasi Bangsa Arab di Cirebon

Masjid Merah Panjunan (MP/Mauritz)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Peran bangsa Arab sangat berpengaruh dalam pembangunan Cirebon. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa peninggalannya yang saat ini menjadi salah satu situs warisan budaya daerah.

Dalam mengawal pembangunan Cirebon, bangsa Arab kala itu tinggal di daerah Panjunan, atau sekarang dikenal dengan sebutan Kampung Arab. Kampung Panjunan ini diyakini menjadi awal mula Arab datang dan beraktivitas di wilayah pesisir utara atau pantura Jawa Barat.

Budayawan Cirebon, Nurdin M Noor menyebutkan, keberadaan bangsa Arab di Cirebon ini diperkuat dengan adanya peninggalan Mesjid Merah Panjunan. Menurut data pada Disporabudpar Kota Cirebon tahun 2006, pembangunan Mesjid Merah Panjunan berkaitan dengan migrasi keturunan Arab di Cirebon sekitar abad ke-15.

"Dalam Babad Cirebon dikisahkan, Syarif Abdurakhman dan ketiga adiknya diperintah ayahnya Sultan Bagdad untuk bermigrasi ke Jawa Dwipa (Pulau Jawa). Mereka adalah Syarif Abdurakhim, Syarif Kahfi dan Syarifah Bagdad. Daerah tujuan mereka adalah Cirebon," tutur Nurdin kepada merahputih.com.

Menurut kisah, Masji Merah Panjunan didirikan oleh pangeran bernama Panjunan. Dia bersama Pangeran Kejaksan, Syekh Datuk Kahfi, Syekh Majagung, Syekh Maghridbi dan para gegedeng menghadap Ki Kuwu Pangeran Cakrabuwana untuk meminta izin membangun mesjid sebagai tempat bermuaranya penyebaran agama Islam di Cirebon.

Masjid Merah Panjunan (MP/Mauritz)

Atas izin Ki Kuwu Pangeran Cakrabuwana, maka Pangeran Panjunan diberi wewenang untuk menjabat sebagai Nata Cirebon memangku Keraton Pakungwati. Berawal dari sejarah tersebut Pangeran Panjunan memimpin dan mengayomi masyarakat Panjunan dengan memberikan masyarakat berupa tanah liat. Oleh masyarakat setempat kemudian dibuat gerabah, kampung ini dinamakan Panjunan yang berarti tempat pembuatan gerabah dari tanah liat.

Dia mengatakan, Masjid Merah ini merupakan tajug atau surau yang menjadi tempat peribadatan kedua, setelah masjid Pejlagrahan yang berada di Kampung Siti Mulya (sebelah timur Keraton Kasepuhan).

"Disebut Masjid Merah atau Abang dalam bahasa Jawa Cirebon, karena seluruh bangunannya terbuat dari bata merah," katanya.

Masjid Merah hanya digunakan untuk salat lima waktu dan acara pengajian rutin. Sedangkan untuk salat Jumat, hanya ada di masjid agung dan masjid-masjid lainnya. Pada masa Sunan Gunung Jati, surau ini kerap digunakan untuk pengajian dan musyawarah para wali. Ketika Kesultanan Cirebon diperintah Panembahan Ratu (cicit Sunan Gunung Jati), pada sekira
tahun 1549, halaman masjid dipagar dengan kuta kosod.

"Pada pintu masuk dibangun sepasang candi bentar dan pintu panel jati berukir," ucap Nurdin.

Di Cirebon, lanjut Nurdin, mereka berguru kepada Syekh Nurjati di Pesambangan Gunung Jati. Oleh Syekh Nurjati mereka diperkenalkan kepada Pangeran Cakrabuwana. Setelah diterima dengan baik, Pangeran Cakrabuwana memerintahkan Syarif Abdurakhman untuk membangun pemukiman yang sekarang dinamai Panjunan. Sedangkan Syarif Abdurakhim membangun pemukiman yang sekarang dikenal dengan nama Kejaksan.

"Kalau Syarif Abdurakhman dikenal dengan nama Pangeran Panjunan yang membangun Masjid Merah, sementara Syarif Abdurakhmin dikenal dengan nama Pangeran Kejaksan," ujar dia.

Artikel ini berdasarkan liputan Maurit, kontributor merahputih.com yang bertugas di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga: 5 Nasehat Sunan Gunung Jati Yang Jadi Dasar Negara

#Cirebon #Wisata Cirebon #Sunan Gunung Jati
Bagikan
Ditulis Oleh

Zahrina Idzni

Gaul, supel dan berkibarlah bendera negeri, Merah Putih Jaya

Berita Terkait

Indonesia
Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya
Thomas menegaskan fenomena meteor di Cirebon itu tidak menimbulkan bahaya, apalagi kemungkinan lokasi jatuhnya di Laut Jawa.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya
Indonesia
Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik
Dentuman keras yang menggegerkan warga Cirebon, Minggu malam (5/10) berasal dari meteor berukuran besar.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik
Indonesia
BRIN Pastikan Meteor yang Lewati Cirebon Jatuh di Laut Jawa
Dentuman keras yang terdengar oleh warga merupakan efek gelombang kejut saat meteor memasuki lapisan atmosfer yang lebih rendah.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
BRIN Pastikan Meteor yang Lewati Cirebon Jatuh di Laut Jawa
Fun
Meteor Jatuh di Cirebon 5 Oktober 2025: Warga Dengar Dentuman Keras
meteor Warga Cirebon digemparkan cahaya terang dan suara dentuman keras pada Minggu, 5 Oktober 2025. Diduga meteor jatuh, BMKG dan BPBD masih menyelidiki sumber fenomena.
ImanK - Minggu, 05 Oktober 2025
Meteor Jatuh di Cirebon 5 Oktober 2025: Warga Dengar Dentuman Keras
Indonesia
Gagal Kerja di Pabrik Mobil Listrik, Puluhan Warga Cirebon Terlantar Jalan Kaki dari Subang
Awalnya, mereka dijanjikan bekerja di proyek pabrik mobil listrik yang membutuhkan sekitar 30 orang
Wisnu Cipto - Selasa, 10 Juni 2025
Gagal Kerja di Pabrik Mobil Listrik, Puluhan Warga Cirebon Terlantar Jalan Kaki dari Subang
Indonesia
Imbas Tragedi Gunung Kuda, Cirebon Tanggap Darurat Longsor Hingga 6 Juni
Terbaru, BNPB mengkonfirmasi penemuan satu jenazah korban hari ini
Wisnu Cipto - Senin, 02 Juni 2025
Imbas Tragedi Gunung Kuda, Cirebon Tanggap Darurat Longsor Hingga 6 Juni
Berita
Fakta-Fakta Longsor di Gunung Kuda Cirebon, Aktivitas Tambang Dihentikan
Musibah longsor terjadi di kawasan pertambangan Galian C Gunung Kuda, yang berada di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, pada Jumat, 30 Mei 2025 sekitar pukul 10.00 WIB
ImanK - Jumat, 30 Mei 2025
Fakta-Fakta Longsor di Gunung Kuda Cirebon, Aktivitas Tambang Dihentikan
Indonesia
Mitigasi 10 Titik Rawan Bencana di Jalur Cirebon Selama Mudik Lebaran, KAI Sebar AMUS di Tepi Rel
Sepanjang jalur rel Cirebon terdapat 6 titik rawan banjir dan 4 titik rawan longsor.
Wisnu Cipto - Rabu, 19 Maret 2025
Mitigasi 10 Titik Rawan Bencana di Jalur Cirebon Selama Mudik Lebaran, KAI Sebar AMUS di Tepi Rel
Indonesia
Awal Kebakaran di Grage Mall Terjadi di Bagian Atap, Evakuasi Dilakukan Lewat Pintu Belakang
Pihak manajemen juga bekerja sama dengan DKPP Kota Cirebon
Angga Yudha Pratama - Rabu, 08 Januari 2025
Awal Kebakaran di Grage Mall Terjadi di Bagian Atap, Evakuasi Dilakukan Lewat Pintu Belakang
Indonesia
Grage Mall Cirebon Kebakaran, Api Mampu Dijinakan dalam Waktu 30 Menit
Selama kebakaran berlangsung, sejumlah pengunjung dan karyawan mall sempat diminta untuk dievakuasi melalui pintu belakang gedung
Wisnu Cipto - Rabu, 08 Januari 2025
Grage Mall Cirebon Kebakaran, Api Mampu Dijinakan dalam Waktu 30 Menit
Bagikan