MerahPutih.com - Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia masih mengalami berbagai tantangan di dalam dunia digitalisasi. Salah satunya tantangan dari segi inovasi dan teknologi yang perlu ditingkatkan.
Tantangan lain yang masih menyelimuti UMKM tanah air antara lain juga soal pembiayaan, sumber daya manusia (SDM), branding dan pemasaran, legalitas, serta standardisasi dan sertifikasi.
“Pada masa pandemi ini, tantangan UMKM bertambah dari sisi adaptasi terhadap perkembangan teknologi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Rabu (9/3).
Baca Juga:
Pemerintah Tingkatkan Akses Pembiayaan KUR bagi Pengembangan UMKM
Oleh karena itu, kata Airlangga, perlu dilakukan transformasi UMKM melalui penerapan teknologi digital.
Pemerintah juga terus berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan talenta digital dan digitalisasi UMKM. Berbagai program dilakukan agar UMKM dapat mengikuti perkembangan proses digitalisasi dan dapat segera naik kelas.
Program yang difasilitasi pemerintah antara lain seperti Kartu Prakerja, Gerakan Nasional Literasi Digital dengan target masyarakat umum, Digital Talent Scholarship dengan target pekerja level teknisi dan profesional, dan Digital Leadership Academy dengan target praktisi tingkat pimpinan (sektor publik dan swasta).
Ekonomi digital Indonesia saat ini merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan nilai USD 70 miliar atau menguasai 40 persen dari pangsa ekonomi digital ASEAN. Nilai tersebut diperkirakan akan terus tumbuh hingga di 2025 mencapai USD 146 miliar.
“Peluang besar ekonomi digital Indonesia ini haruslah kita manfaatkan untuk kesejahteraan bersama. Apalagi Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif sangat besar yakni mencapai lebih dari 191 juta orang. Sebagian besarnya merupakan generasi Z dan generasi milenial diharapkan dapat mengoptimalkan peluang digitalisasi di berbagai sektor,” ungkap Airlangga.
Baca Juga:
Strategi Bank DKI Berikan Dukungan untuk UMKM
Salah satu sektor pendatang baru yang tampil mengisi lanskap ekonomi digital Indonesia adalah teknologi pendidikan (edutech) yang saat ini memiliki pertumbuhan pengguna aktif secara signifikan dan mencapai 200 persen pada 2020. Peningkatan pengguna aktif juga terjadi pada sektor teknologi kesehatan (healthtech).
Selain itu, juga telah muncul gelombang teknologi baru, seperti jaringan 5G, internet of things, blockchain, artificial intelligence, dan cloud computing yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Indonesia saat ini mempunyai UMKM yang berjumlah sekitar 64,2 juta usaha, sehingga mampu berkontribusi 60,51 persen terhadap PDB atau senilai Rp 9.580 triliun. UMKM juga berkontribusi terhadap penyerapan 97 persen dari total tenaga kerja yang ada dan dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.
Pemerintah telah mengeluarkan beragam kebijakan yang berpihak pada UMKM, utamanya bagi mereka yang terdampak pandemi. Pada 2020, anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional untuk dukungan UMKM terealisasi sebesar Rp 121,20 triliun dan di 2021 dialokasikan sebesar Rp 95,13 triliun.
“Berbagai dukungan pembiayaan seperti KUR, BPUM, Subsidi Bunga Non-KUR, dan lainnya akan terus dilanjutkan di tahun ini guna memastikan UMKM benar-benar pulih dan dapat naik kelas,” pungkas Menko Airlangga. (Asp)
Baca Juga:
Maksimalkan SEO, Solusi Dongkrak Penjualan UMKM