Mapag Sura, Simbol Refleksi Diri

Rina GarminaRina Garmina - Rabu, 20 September 2017
Mapag Sura, Simbol Refleksi Diri
Selametan Mapag Sura di Solo. (Foto: MP/WIN)

SATU sura dikenal pula dengan perayaan Tahun Baru masyarakat Jawa. Malam satu sura biasanya menjadi momentum introspeksi diri. Menyambut malam satu sura tahun ini, seniman kenamaan Solo, Suprapto Suryodarmo, menggelar selamatan Mapag Sura.

Selamatan diadakan di Tugu Pemandengan Titik Nol, Solo, pada Selasa (19/9) malam. Mengandung makna menyongsong datangnya Sura, kenduri dilakukan dengan mengelilingi tugu yang berada di depan kantor Balai Kota Solo. Saat mengelilingi tugu, Suprapto yang biasa dipanggil Mbah Prapto memanjatkan doa.

Tak hanya itu, ia terlihat mencoba meyelami lebih dan lebih lagi tentang keberadaan tugu Pemandengan tersebut. Di sisi lain terlihat tujuh cahaya yang berada di sekitar tempat beraksinya Mbah Prapto. Aksi berlangsung selama 25 menit. Selama 25 menit pula lah Mbah Prapto mencoba mengingat kembali kejadian yang pernah terjadi di negara ini, Indonesia.

“Simbol mengelilingi tugu sebanyak tiga kali, sebagai satu lingkaran nol menuju kekosongan. Karena dari situlah, kita akan kembali melangkah,” terangnya.

Tak lupa ia juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk ikut peduli pada keadaan bangsa Indonesia saat ini. “Kalau dilihat, bangsa Indonesia saat ini semakin ramai, dengan banyaknya masalah. Oleh sebab itu kita harus ikut aktif,” pungkasnya.

Artikel ini dibuat berdasarkan laporan WIN, kontributor Merahputih.com wilayah Solo dan sekitarnya. (*)

Simak berita lain mengenai malam satu sura pada artikel Aneh, Setiap Malam 1 Suro Pusaka Di Saung Ranggon "Beranak".

#Solo #Malam Satu Sura
Bagikan
Ditulis Oleh

Rina Garmina

Cooking Mama :)
Bagikan