Kuliner

Manis, Gurih, Legit, Awali Buka Puasa dengan Serabi Khas Nusantara

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 15 April 2021
Manis, Gurih, Legit, Awali Buka Puasa dengan Serabi Khas Nusantara
Ada enam jenis serabi. (Foto: Instagram/@serabine.co)

MAKANAN ringan untuk awali buka puasa ada berbagai macam. Kue manis seperti serabi contohnya. Cita rasa gurih dan manis yang jadi satu pada serabi, amat cocok untuk menu berbuka.

Nah, serabi rupanya memiliki beragam jenis. Bentuknya sama, bundar dan teksturnya empuk. Rasa manis, legit dan gurih juga dimiliki pada setiap serabi khas setiap wilayah Indonesia. Namun, ada enam jenis serabi yang bisa kamu jadikan menu berbuka, apa saja?

Baca juga:

Si Manis Kue Bugis untuk Menu Berbuka

1. Serabi Solo

Serabi solo sekarang sudah banyak tersedia varian rasanya. (foto: Instagram/@adov_channel)

Dari semua jenis serabi yang ada di Nusantara, kue khas Solo inilah yang paling mendekati bentuk klasiknya. Serabi Solo dibuat dengan tepung beras, gula, garam, dan santan.

Perpaduan rasanya lebih legit daripada serabi Bandung, sehingga disantap tanpa saus pun sudah nikmat. Namun, beberapa orang menambahkan taburan cokelat, parutan keju, irisan pisang, nangka atau kacang supaya makin bercita rasa.

Selain rasa yang lebih legit, serabi Solo juga punya bentuk unik. Bagian pinggirnya bertekstur garing dengan warna kecokelatan. Sedangkan bagian tengahnya cenderung basah dan lembut dengan warna putih.

Saat disajikan, kue serabi digulung dalam daun pisang. Penyajian itu bikin aroma serabi makin kuat. Cocok untuk awali buka puasa kamu sebelum makanan berat.

2. Serabi Jakarta

Serabi Jakarta juga sering disebut kue Ape. (foto: Instagram/@denny_ritonga)

Belum tahu serabi Jakarta? Wajar saja, karena nama kue serabi Jakarta lebih dikenal dengan kue ape atau kue tetek.

Bentuknya memang mirip serabi Solo, tapi bagian tengah kue ape lebih kecil, menggembung, dan padat. Kalau serabi Solo identik dengan adonan putih, kue ape bisa dibuat dengan dua warna, yaitu hijau dan putih.

Kue ape dibuat dari terigu, telur, santan, bahan pengembang, dan perasa vanili. Rasanya gurih dengan tekstur pinggiran renyah. Dinikmati tanpa taburan pun sudah enak. Kamu bisa dengan mudah menemukan jajanan ini. Pedagang kaki lima banyak menjualnya di sudut-sudut jalan kota.

3. Serabi Cirebon

Serabi Cirebon terbilang unik karena toppingnya sering kita jumpai ketika makan nasi. (foto: Instagram/@makanan_cirebon)

Kalau umumnya serabi bercita rasa manis, Cirebon menawarkan serabi gurih. Bahan pembuatannya terdiri dari tepung beras, terigu, air, kelapa parut, dan garam. Serabi Cirebon diberi topping yang gurih semisal oncom, telur, hingga tempe orek.

Ketika matang, bentuknya memang mirip serabi Bandung. Aneka taburan ini dimasukkan saat proses pemanggangan. Tak perlu takut rasanya mentah atau amis karena taburan akan matang bersamaan dengan serabi.

Uniknya lagi, serabi gurih ini disantap saat sarapan bersama gorengan tempe, tahu, hingga bakwan. Jika bosan dengan makanan buka puasa hanya itu-itu saja, kamu harus coba serabi ini. Dijamin makan dua saja sudah kenyang.

Baca juga:

Stok Bumbu Dasar untuk Masak Mudah saat Ramadan

4. Serabi Bali

Jaje laklak sebutan orang bali untuk serabi ini. (foto: Instagram/@babimenpola)


Kalau kamu lagi wisata kuliner di Bali, mencari serabi Bali sudah pasti enggak bakal ketemu. Hal itu disebabkan nama serabi ini dikenal dengan jaje laklak.

Jaje (yang berarti 'kue') dibuat dari tepung beras, santan, garam, dan bahan pengembang. Bentuknya bulat agak pipih seperti serabi Bandung, tapi ukuran aslinya hanya sebesar bulatan jempol dan telunjuk.

Kue ini juga terkenal dengan aroma pandan dan daun sujinya yang kuat. Tak seperti serabi lainnya yang dimasak bersama topping. Jaje laklak disajikan bersama taburan parutan kelapa dan siraman juruh atau gula jawa cair.

Rasanya gurih dan benar-benar legit, apalagi tekstur serabi ini amat empuk. Bisa juga menjadi makanan untuk mengganjal perut ketika buka puasa sebelum makanan berat yang biasanya disantap sesudah salat tarawih.

5. Serabi Kalibekuk

Serabi legendaris ini berasal dari Kabupaten Batang, dikenal sejak zaman kerajaan Mataram. (Foto: Instagram/@innayah)

Jangan tertipu dengan tampilannya yang terlihat keras. Serabi asal Desa Batang ini termasuk legendaris. Konon, serabi ini sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram dulu. Bahan-bahannya pun masih sederhana, yakni terigu, air/santan, dan gula aren.

Bentuk serabi Kalibelik lebih besar daripada serabi lain. Namun, teksturnya cenderung lengket dengan rasa legit yang kuat. Selain itu, serabi ini cukup tebal dan berserat.

Makan satu saja kamu sudah kenyang. Jika buka puasa makan serabi ini, bisa pikir-pikir lagi buat makan berat, karena kamu pasti masih kenyang makan serabi.

6. Pinukuik

Menyerupai serabi, Pinukuik panganan tradisional khas Ranah Minang. (foto: Instagram/@vianipuspitasari)

Pulau Sumatera juga punya sajian serabi meskipun tidak setenar rendang. Di Ranah Minang, serabi dikenal dengan nama pinukuik yang berarti panekuk atau pancake.

Bahan-bahan pembuat pinukuik ialah terigu, vanili, santan, parutan kelapa, dan tapai. Tapai berguna sebagai bahan pengembang alami. Tak mengherankan jika serabi ini tahan hingga berhari-hari dengan tekstur adonan yang makin kental.

Bentuk pinukuik sama seperti serabi Bandung, yakni bulat pipih dengan warna agak gosong di kedua sisinya. Selain itu, permukaan serabi Minang memiliki pori-pori yang besar. (rzk)

Baca juga:

Siropen Telasih Surabaya, Limun Tiga Generasi Terkenal hingga 'Negeri Kincir Angin'

#Kuliner #Menu Buka Puasa #Ramadan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan