Jerry Hermawan Lo: Imlek Momentum Perekat Persatuan Bangsa

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 16 Februari 2018
Jerry Hermawan Lo: Imlek Momentum Perekat Persatuan Bangsa
Pengusaha sekaligus Tokoh Tionghoa Jerry Hermawan Lo saat diwawancarai tim Merahputih.com, Kamis (15/2). (Merahputih.com/Rizki Fitrianto)

IMLEK merupakan sebuah tradisi Tionghoa, yang sejak era kepemimpinan Gus Dur mulai kembali dirayakan masyarakat Indonesia. Tak sedikit pula rangkaian acara yang dilakukan masyarakat Tionghoa diselipi dengan pelbagai kegiatan-kegiatan sosial.

Presiden Komisaris JHL Group Jerry Hermawan Lo mengatakan, Tahun Baru Imlek 2569 bukan sekadar perayaan pergantian tahun menurut penanggalan Tionghoa semata. Jauh dari itu, kata Jerry, ada sebuah visi yang mesti dibawa, yakni turut berbagi antarsesama.

"Bagi orang-orang Tionghoa yang berkecukupan biasanya mereka akan menyumbang ke vihara, mendatangi kampung-kampung miskin mereka berbagi rezeki," kata Jerry saat ditemui Merahputih.com di Paramount Hills Golf Residence, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (15/2).

BACA JUGA: Tak Sekadar Perayaan, Ini Makna Imlek bagi Presiden JHL Group

Jerry mengatakan, perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momentum yang mesti dimanfaatkan betul oleh masyarakat untuk saling berbagi agar keharmonisan serta persatuan bangsa tetap utuh.

"Kita jangan mudah terprovokasi dan diadu domba. Kita harus melihat lingkup yang lebih besar. Kalau kita terprovokasi, bakal rusak persatuan yang sudah dibina selama ini," katanya.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk kembali kepada Pancasila serta mengingat 'mantera' persatuan bangsa yang telah digerolakan sejak zaman Kerajaan Majapahit dulu, Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa (Buku Kakawin Sutasoma pupuh 139 bait 4 gubahan Mpu Tantular).

"Kalau negara aman, tentunya berdampak pada bisnis yang lebih baik. Kalau negara tidak aman, siapa yang akan diuntungkan? Tidak ada," katanya.

Ia juga mencontohkan, bagaimana dulu kolonial Belanda dengan jumlah kecil ternyata mampu menindas negeri yang terbekahi ini. Ia berkisah, sejak kolonial Belanda datang ke Indonesia pada 22 Juni 1596, yang hanya menggunakan 15 kapal kayu, tetapi mampu menjajah selama 350 tahun.

"Bangsa kita dulu termakan politik adu domba yang kemudian hari dikenal dengan nama devide et impera. Jumlah mereka sedikit, tetapi mampu mengalahkan mayoritas. Karena itu, salah satu founding fathers kita, Sukarno bilang 'jangan sekali-kali meninggalkan sejarah'. Sekarang saatnya kita untuk belajar dari sejarah, demi persatuan bangsa," katanya. (*)

#Tahun Baru Imlek #Jerry Hermawan Lo #JHL Group
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan