Teknologi

Manfaat Kecerdasan Buatan di Industri Telekomunikasi

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Minggu, 04 April 2021
Manfaat Kecerdasan Buatan di Industri Telekomunikasi
Industri telekomunikasi membutuhkan teknologi kecerdasan buatan. (Foto: Unsplash/Possessed Photography)

NEURO.NET Inc memaparkan pandangannya terhadap masa depan bisnis-bisnis berbasis teknologi dan komunikasi. Yustin Noval, SEA Regional Business Development Manager Neuro.net mengatakan, Indonesia dan hampir sebagian besar negara di dunia telah melewati masa “tak terprediksi” di 2020.

Kini, perubahan cara kerja masyarakat mulai mengarah ke penggabungan gaya lama dan gaya baru. Pandemi COVID-19 telah mengubah dunia dan cara masyarakat dalam berkomunikasi. Saat ini, cara berkomunikasi “normal yang baru” terbentuk, mengombinasikan teknologi lama dengan teknologi di era baru.

Baca juga:

Belanja Semakin Efisien dengan Teknologi Artificial Intelligence

Memasuki babak baru di masa pandemi, kinerja bisnis di industri telekomunikasi kian menjadi sorotan. Ketergantungan masyarakat pada jasa internet dan konektivitas semakin meningkat. Hal ini seiring kebutuhan untuk bekerja dan belajar dari rumah serta akses ke tayangan hiburan di platform digital.

Yustin menyatakan perusahaannya menerima peningkatan permintaan terhadap layanan contact center dari beberapa operator telekomunikasi di beberapa negara. "Jika bicara global, perusahaan kami saat ini mencatat kenaikan traffic panggilan sampai 30% setiap bulannya," ujar Yustin.

Layanan contact center berbasis voice-AI adalah salah satu dari layanan perusahaan yang bergerak di bidang artifical intellegence (AI) ini. (Foto: Unsplash/Jackson David)

Saat ini, Neuro.net telah bermitra dengan lebih dari 10 perusahaan telekomunikasi yang tersebar di lebih dari 5 negara. Layanan contact center berbasis voice-AI adalah salah satu dari layanan perusahaan yang bergerak di bidang artifical intellegence (AI) ini.

Pihaknya menyebutkan agen-agen virtual dari Neuro.net memiliki tingkat kemiripan dan respon yang sangat tinggi layaknya manusia. "Terlebih dengan traffic yang tinggi, teknologi kami memungkinkan bisnis bisa menjawab pertanyaan sampai memberikan solusi kepada konsumen dengan waktu yang singkat, dan semuanya dioperasikan oleh bot,” papar Yustin.

Baca juga:

Batasan Usia Penonton Video YouTube akan Dipantau oleh Kecerdasan Buatan

Penggunaan Bot IVR (Interactive Voice Response) umumnya sudah digunakan oleh banyak perusahaan penyedia jasa kecerdasan buatan. Biasanya, Bot IVR berkomunikasi satu arah dan memutar pesan suara yang telah direkam saat pelanggan melakukan panggilan telepon.

Namun, kini otomatisasi interaksi terus berkembang dan menyesuaikan kebutuhan pada percakapan yang lebih intens lagi. Neuro.net adalah salah satu dari perusahaan yang telah mengembangkan teknologi yang dapat menjawab pertanyaan atau "bereaksi" terhadap sebuah percakapan kompleks.

Bot IVR berkomunikasi satu arah dan memutar pesan suara yang telah direkam. (Foto: Unsplash/Posessed Photography)

Agen virtual berbasis AI, adalah generasi teknologi suara yang terbaru dan lebih pintar. Ia mampu merubah komunikasi menjadi sebuah percakapan antar perusahaan dan konsumen. Teknologi ini didasarkan pada jaringan neural (neural network), pembelajaran mesin (machine learning), dan big data.

Agar lebih efisien, teknologi ini harus dilatih dengan menggunakan rekaman percakapan telepon asli antar manusia: agen contact center dan konsumen. "Rekaman panggilan akan dikodekan, dianalisis, ditandai untuk jaringan neural, untuk selanjutnya dilakukan pelatihan," tutur Yustin.

Disinggung mengenai jaringan neural, perusahaan yang juga memiliki pusat R&D di Eropa Timur ini mengembangkan skema respon neural yang bisa dapat memahami frasa yang kompleks dan respon yang tidak umum.

Misalnya kalau di Indonesia, konsumen mungkin jarang menggunakan kata “Ya” dan “Tidak”, lumrahnya pakai respon “Apa” atau “Oke”. "Nah, agen virtual kami bisa merespon dengan sangat beragam seperti tadi lewat pemrosesan ucapan atau Natural Language Understanding (NLU),” tutupnya. (ikh)

Baca juga:

Pazzi, Robot Canggih Pembuat Pizza

#Teknologi
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan